Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Teknologi: netral?

Teknologi adakah cara melakukan sesuatu utk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal. teknologi tidak sepenuhnya netral, tidak dapat dipisahkan dari pemikiran dasar penciptanya, ia bawa berita.

24 April 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BOM atom dapat dipakai dalam bidang pertambangan untuk kemanfaatan manusia, dan dapat juga dipakai untuk menghancurkan manusia. Jadi bom atomnya sendiri netral, tergantung dari manusia yang memakainya. Itulah sebab musabab timbulnya pertanyaan atau kesimpulan tersebut di atas. Mari kita menelitinya lebih dalam. Semua hasil daya pikir dan daya kreasi manusia adalah budaya manusia dalam arti seluas-luasnya. Sebagian dari budaya manusia yang erat hubungannya dengan ratio, dapat digolongkan sebagai "ilmu pengetahuan". Yang erat hubungannya dengan rasa, dapat digolongkan sebagai "kesenian". Penggunaan ilmu pengetahuan ini untuk sesuatu kebutuhan manusia dapat dinamakan "teknologi". Penggunaan ini dapat dengan berbagai cara, dengan lain perkataan dapat dengan berbagai teknologi. Ada teknologi yang menonjol kemanfaatannya dalam jangka waktu pendek, tetapi menunjukkan kelemahan-kelemahan dalam jangka waktu panjang dan ada juga yang sebaliknya. Teknologi yang sangat bermanfaat untuk suatu daerah atau masyarakat, belum tentu juga bermanfaat atau tidak bermanfaat untuk daerah atau masyarakat lainnya. Timbullah istilah teknologi primitif, teknologi tradisionil, teknologi-madya dan teknologi-mutakhir. Dapat juga dikatakan bahwa teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memcnuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal (hardwgre dan software) sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia. Netralkah si teknologi ini? Sebelum kita berusaha menjawabnya, marilah kita ajukan pertanyaan yang sama kepada budaya manusia lainnya, misalnya karya sastra atau karya lukis seorang budayawan Indonesia. Netralkah karya sastra Chairil Anwar dengan binatang jalangnya? Segera suatu hasil karya sastra direnggut terlepas dari penciptanya atau dunia pikiran penciptanya, maka karya sastra tersebut netral sepenuhnya. Dengan mudah karya Chairil Anwar tersebut dapat dinikmati sebagai karya porno yang picisan. Demikian juga suatu karya lukisan dari seorang pelukis religius, dapat dianggap sebagai suatu lukisan cabul murah, oleh orang yang sama sekali tidak mengenal latar belakang pelukis religius tersebut. Demikian juga dengan budaya manusia lainnya, yang dinamakan teknologi tersebut. Ia diciptakan dengan latar belakang budaya manusia yang mementingkan efisiensi, beserta syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh alam dan manusia sekelilingnya. Seorang petani yang mempunyai tanah satu hektar membeli satu traktor yang dapat mengolah tanah beberapa hektar sehari. Seorang dari desa membeli lemari es listrik, tanpa mempunyai listrik di rumahnya. Manusia-manusia berduit membeli mobil cepat, di negara di mana tidak ada jalan yang memungkinkan moto tersebut dipakai lebih cepat dari 40 km perjam. Mesin-mesin modern dibeli dan dipakai di mana manusia-manusia belum mampu memeliharanya. Mesin pembuat gula dari bukan tebu, hendak dipakai di perkebunan tebu. Mesin-mesin padat modal diimpor, padahal masih banyak pekerja tak punya pekerjaan. Masih banyak contoh lainnya, di mana si pemakai teknologi tidak menyadari latar belakang, pemikiran dasar dan perhitungan ke depan dari pencipta-pencipta budaya mesin tersebut. Dari contoh ini kita lihat, bahwa memang mesin tidak dapat melawan jika ia dipakai tidak seperti semestinya. Artinya seperti yang telah dipikirkan oleh penciptanya. Tetapi penggunaan secara memperkosa tersebut tidak akan membawa hasil yang diharapkan. Ah, kalau demikian halnya, teknologi itu tidak sepenuhnya netral. Teknologi tidak dapat dipisahkan dari pemikiran dasar penciptanya, ia tidak netral, ia membawa pesan, ia membawa berita. "The Medium is the Message" adalah-semboyan yang sangat terkenal dari McLuhan, seorang technology determinist yang percaya penuh bahwa penemuan-penemuan baru beserta innovasi-innovasi baru dalam bidang teknologilah yang paling banyak pengaruhnya terhadap perkembangan suatu masyarakat. Sehingga ia mengeluarkan semboyan di atas yang secara bebas dapat diartikan, bahwa media beserta macam-macam teknologinyalah yang membawa berita. Penerimaan berita tidak hanya ditentukan oleh hasil-hasil pena si wartawan. Tapi juga oleh teknologi yang dipergunakan oleh si wartawan untuk mengajukan tulisannya ke masyarakat. Berita atau pesan yang dibawa oleh teknologi inilah yang kita sering belum peka menerima atau menggalinya. Menghayati latar belakang budaya, mengerti pemikiran dasar dan berusaha meramal pengaruhnya ke waktu depan adalah unsur yang terpenting dari Technologf Assessment (pengambilalihan teknologi asing), yang perlu dilakukan oleh para cendekiawan Indonesia. Pengalaman sendiri sebagai pencipta teknologi sering sangat dibutuhkan untuk dapat melakukan Technology Assessment yang cukup bernilai. Inilah beberapa tantangan yang kita hadapi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus