Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - HE, alumni Universitas Pelita Harapan (UPH) dari program studi musik mengungkapkan ada dua dosen yang pernah melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Dua dosen itu, kata HE, sama seperti MS, mengajar mata kuliah alat musik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kejadian pelecehan itu terjadi di tahun 2005. HE mengatakan dua dosen yang melakukan pelecehan terhadapnya mengajar mata kuliah gitar dan drum. “Saya tidak tahu bapak dosen inisial AC yang mengajar drum itu masih mengajar di UPH atau tidak. Tetapi setahu saya dosen gitar, inisial BT, masih mengajar di sana,” kata HE kepada Tempo, Selasa, 22 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HE mengaku beberapa kali mendapatkan pelecehan seksual dari kedua dosen itu. Dosen drum, kata HE, pernah meraba-raba bagian dada dan punggungnya. Awalnya dia mengira saat dosen drum itu memegang tubuh HE, merupakan bagian dari teknik mengajar.
“Tapi kok lama-lama seperti menjalan ke mana-mana. Dari situ aku kabur. Aku sudah enggak mau masuk-masuk kelas lagi,” ungkap HE.
Dia juga sempat dicap pemalas oleh fakultas karena sering tidak masuk kelas. Tetapi, HE mengatakan ia tak mau masuk kelas lagi karena takut dengan AC yang saat itu menjadi dosennya. Saat peristiwa pelecehan itu terjadi, HE hanya bisa terdiam dan tak tahu harus berbuat apa.
Pengalaman traumatis yang ia alami itu disimpan sendiri sejak 2005 hingga sekarang. “Ini pasangan aku saja tidak tahu. Aku takut, malu. Aku sebenarnya malu menceritakan ini,” kata HE.
Tak berhenti di dosen drum, satu tahun kemudian pada 2006, HE mengambil kelas gitar. Sebagai mahasiswa yang mengambil jurusan Education Music, dia harus mempelajari berbagai alat musik. Dia diajari oleh BT teknik gitar.
Tetapi, modus mengajari teknik memegang alat musik kembali berujung pelecehan seksual terhadap HE. “Modusnya sama. Aku pikir hanya teknik memang alat musik. Tetapi teknik itu kan tidak harus menyentuh semua bagian tubuh, mulai dari depan ke belakang. Yang dosen gitar ini bahkan kissing aku,” tutur HE.
Ia mengaku trauma hingga saat ini. Kasus pelecehan seksual yang diduga menyeret dosen piano UPH beberapa waktu lalu, kata HE, kembali mengingatkannya akan pengalaman buruk yang pernah ia alami.
“Aku bicara begini supaya tidak ada lagi korban-korban di mahasiswa musik. Ini institusi pendidikan, yang harusnya jadi tempat belajar. Anak-anak, mahasiswa harus belajar di sana dengan aman,” ucapnya.