Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Cerita Ibu Salah Satu Polisi yang Tewas Saat Gerebek Sabung Ayam: Anak Laki-Laki Satu-satunya

Suara ibunda almarhum Ghalib, polisi yang tewas saat gerebek sabung ayam, bergetar. Ghalib mengalami luka tembak terbanyak dibanding korban lain.

25 Maret 2025 | 13.31 WIB

Konferensi pers para istri dan keluarga dari 3 polisi yang ditembak saat gerebek judi sabung ayam di Way Kanan Lampung, bersama pengacara Hotman Paris di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa, 25 Maret 2025. TEMPO/Intan Setiawanty
Perbesar
Konferensi pers para istri dan keluarga dari 3 polisi yang ditembak saat gerebek judi sabung ayam di Way Kanan Lampung, bersama pengacara Hotman Paris di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa, 25 Maret 2025. TEMPO/Intan Setiawanty

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Suryalina, Ibunda Brigadir Polisi Satu Anumerta Ghalib, masih sulit menerima kenyataan. Anak laki-laki satu-satunya tewas tertembak dalam tugas pembubaran judi sabung ayam di Lampung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peristiwa itu terjadi pada hari yang sama dengan kematian suami Suryalina, seolah takdir membawa anak dan ayah itu pergi beriringan. Sebulan yang lalu, ia bercerita bahwa suaminya juga baru berpulang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Pukul setengah enam saya dapat kabar anak saya ditembak,” kata Suryalina dalam konferensi pers di Kelapa Gading, Selasa, 25 Maret 2025.

Saat mendapat kabar itu, ia sempat berharap anaknya hanya terluka. “Saya berharap anak saya yang ditembak itu bukan bagian vital, mungkin kaki atau tangan,” ujarnya. Usai berbuka puasa, ia bergegas menunaikan salat magrib, mencoba menenangkan diri. Namun, tak lama setelah itu, kabar duka datang.

“Dikasih kabar anak saya kritis mau dibawa ke rumah sakit,” katanya. “Saya salat magrib, dikasih kabar anak saya meninggal.”

Suara ibunda almarhum Ghalib bergetar. Ia menggambarkan kehilangan anak polisinya begitu mendalam. “Anakku laki-laki satu-satunya,” katanya. “Harapan saya, dia bisa menggantikan bapaknya.”

Pengacara Hotman Paris, yang mendampingi keluarga, sempat bertanya apakah Ghalib mengalami luka tembak terbanyak dibanding korban lain. Britpu hanya menggeleng. “Saya enggak tahu, Pak,” ujarnya lirih.

Ia pun tidak tahu harus mencari jawaban ke mana. Sudah sembilan hari berlalu, namun kepastian soal siapa penembak anaknya tak juga jelas. “Saya juga nunggu kabarnya gimana,” kata Suryalina. “Udah sembilan hari belum ada kabar.”

Ia terus bertanya ke keluarga, berharap ada perkembangan baru. Namun jawaban yang didapat selalu sama, “Hanya menunggu."

Hotman Paris menegaskan tim hukumnya akan terus mengawal kasus ini sampai keadilan ditegakkan. “Kami sudah ditunjuk untuk mendampingi kasus ini sampai putusan pengadilan,” ujarnya.

Insiden penggerebekan judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung berakhir tragis. Tiga anggota kepolisian tewas tertembak saat membubarkan tempat perjudian, yang diduga milik dua orang anggota TNI itu. Ketiganya adalah Kapolsek Negara Batin AKP (anumerta) Lusiyanto, Aipda (anumerta) Petrus, dan Briptu (anumerta) Ghalib.

Kapolda Lampung Inspektur Jenderal Helmy Santika mengatakan pihaknya sejauh ini telah memeriksa 16 saksi dalam perkara penembakan tersebut. Terungkap ada 13 polisi lain yang ikut dalam penggerebekan lokasi perjudian sabung ayam itu, yang turut diperiksa sebagai saksi. Ketiga belas polisi itu merupakan tim gabungan yang berasal dari Polres Way Kanan, Satuan Samapta, dan Polsek Negara Batin.

Empat saksi dari polisi, kata Helmy, menyatakan pelaku menggunakan senjata laras panjang dalam insiden penembakan yang menewaskan tiga polisi tersebut. "Empat orang saksi melihat bahwa pelaku melakukan penembakan dengan menggunakan senjata laras panjang," kata Helmy, Rabu, 19 Maret 2025.

Namun, polisi masih menyelidiki lebih lanjut kronologi pasti kejadian itu, termasuk apakah ada baku tembak atau petugas ditembak lebih dulu saat hendak melakukan penggerebekan. “Ini yang perlu kami luruskan,” ujar Kapolda.

Selain itu, polisi juga masih mendalami apakah ada lebih dari tiga orang yang menggunakan senjata dalam peristiwa ini. Sebab, terdapat tiga jenis kaliber peluru yang ditemukan di lokasi kejadian. “Belum tahu,” ucap Helmy saat ditanya mengenai kemungkinan pelaku lebih dari satu orang.

Saat ini, salah satu tersangka yang sudah diamankan berinisial Z, yang merupakan warga sipil dan juga pemain dalam judi sabung ayam tersebut. “Keberadaannya di TKP sudah jelas. Antara pengakuan dan keterangan saksi lainnya clear,” tuturnya.

Adapun proses penyelidikan insiden penembakan itu, lanjut Helmy, polisi menerapkan Scientific Crime Investigation. Polda Lampung telah melibatkan tim laboratorium forensik untuk menganalisis arah tembakan serta dokter forensik guna memastikan jenis luka yang menyebabkan kematian para korban.

Selain itu, penyidik juga mengambil swap residu jelaga dari pelaku guna membuktikan siapa saja yang menggunakan senjata api dalam insiden tersebut. “Semua proses penyidikan ini harus berdasarkan Scientific Crime Investigation,” ucap Kapolda menegaskan.

Pangdam II/Sriwijaya Mayor Jenderal Ujang Darwis menyatakan dua anggota TNI AD yang diduga terlibat dalam penembakan tiga anggota Polres Way Kanan masih berstatus saksi. Kedua prajurit itu, Peltu Lubis dan Kopka Basarsyah, sudah ditahan sejak Senin, 17 Maret 2025, tapi status hukumnya belum berubah. “Jadi, dua orang oknum (prajurit TNI AD) itu statusnya sekarang masih sebagai saksi ya,” kata Ujang.

Intan Setiawanty

Memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2023. Alumni Program Studi Sastra Prancis Universitas Indonesia ini menulis berita hiburan, khususnya musik dan selebritas, pendidikan, dan hukum kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus