Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Derai Air Mata Warga Indramayu Menyambut Kepulangan Suaminya yang Sempat jadi Korban Penyekapan di Myanmar

Mantan anggota DPRD Kabupaten Indramayu Robiin yang mengalami penyekapan di Myanmar telah tiba di Indonesia.

21 Februari 2025 | 06.32 WIB

Yulianti, istri mantan anggota DPRD Indramayu Robin yang menjadi korban perdagangan orang (TPPO) di perbatasan Thailand-Myanmar. Yulianti tengah menunggu kedatangan suaminya yang dipulangkan bersama 45 korban lainnya di Bandara Soekarno Hatta, 20 Februari 2025. Tempo/Dede Leni Mardianti
Perbesar
Yulianti, istri mantan anggota DPRD Indramayu Robin yang menjadi korban perdagangan orang (TPPO) di perbatasan Thailand-Myanmar. Yulianti tengah menunggu kedatangan suaminya yang dipulangkan bersama 45 korban lainnya di Bandara Soekarno Hatta, 20 Februari 2025. Tempo/Dede Leni Mardianti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Indramayu Robiin yang mengalami penyekapan di Myanmar telah tiba di Indonesia pada dini hari sekitar pukul 00.15 WIB, Jumat, 21 Februari 2025. Dia tiba bersama 45 korban lainnya di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Dapat kami konfirmasi bahwa salah satunya adalah mantan anggota DPRD saudara R, dia disekap di wilayah Hepalu, Myawaddy," ucap Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Jumat, 21 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dari pantauan Tempo, Robiin tiba dengan menggunakan jaket berwarna hitam dilengkapi dengan kaca mata dan masker yang menutupi wajahnya, serta syal berwarna kuning seperti korban lainnya. Kepulangannya turut disambut oleh istri dan keluarga besarnya. Bahkan, beberapa anggota keluarganya melakukan sujud syukur dengan berderai air mata. 

Istri Robiin, Yulianti mengatakan datang bersama keluarga besar dan anak-anaknya. Menurutnya ini menjadi momen penting baginya setelah memperjuangkan kepulangan suaminya sejak satu tahun yang lalu. "Alhamdulillah, akhirnya bisa kumpul," ujar Yuli kepada Tempo.

Yulianti bercerita, kepergian suaminya bermula ketika ketika Robiin tak lagi menjadi anggota dewan. Dia mengalami kerugian di sejumlah bisnisnya bersamaan dengan adanya pandemi Covid-19.  "Jadi setelah tidak jadi anggota dewan itu, suami saya kembali jadi orang sipil biasa. Dan terjadi kerugian di bisnisnya jadi ya tergiurlah untuk menerima tawaran dari temannya," kata Yuli. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Robiin awalnya mendapat informasi lowongan pekerjaan yang ada di media sosial Facebook. Dalam lowongan itu disebutkan ada pekerjaan sebagai admin HRD di pabrik tekstil di Thailand dan dijanjikan gaji sebesar Rp 16 juta setiap bulannya. Robiin pun dijanjikan akan dibuatkan visa kerja. 

Tertarik, Robiin bertolak ke Thailand pada September 2023 lalu. Ternyata Robiin bukan bekerja di Thailand namun diselundupkan ke Myanmar dan dipekerjakan sebagai online scaming. Ia dipaksa bekerja 18 hingga 20 jam dalam sehari dan diharuskan mencari 100 kontak dalam sehari. Jika  tidak tercapai, maka hukumanlah yang didapat. Mulai dari dipukul menggunakan kayu hingga disetrum.

RMN Ivansyah dan Dewi Rina Cahyani berkontribusi dalam penulisan artikel ini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus