Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Fredy Pratama Sebut Kurirnya dengan Istilah Kuda

Bandar hanya duduk diam di wilayahnya dan tinggal terima barang dari Fredy Pratama. Kuda-kuda inilah yang mengantarkan narkoba ke bandar.

16 September 2023 | 10.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Fredy Pratama, gembong narkoba yang disebut sebagai Pablo Escobar versi Indonesia karena besarnya kuasa peredaran di tangannya, menyebut kurir-kurirnya dengan sebutan kuda. Jaringan internasional Fredy Pratama ini memanjakan para bandar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pasalnya, bandar hanya duduk diam di wilayahnya dan tinggal terima barang dari Fredy. Kuda-kuda inilah yang mengantarkan barang ilegal tersebut ke bandar. “Mereka punya kuda atau biasa disebut kurir sangat banyak,” kata Direktur Reserse Narkoba Polda Lampung Komisaris Besar Erlin Tangjaya kepada Tempo, Jumat, 16 September 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktorat Reserse Narkoba Polda Lampung pada Juli 2023 menangkap kaki tangan Fredy yang menjadi pengendali operasi distribusi wilayah Barat Indonesia, Muhammad Rivaldo Miliandri G Silondae alias Kif. Kif bertanggung jawab mengirim ratusan kilogram narkoba jenis sabu dan ekstasi untuk wilayah Sumatra-Jawa.

Kif ditangkap Direktorat Reserse Narkoba Polda Lampung bersama tim gabungan Bareskrim Polri pada 3 Juli 2023. Ia ditangkap di apartemen mewah miliknya di Johor Bahru, Malaysia, sekitar pukul 18.00 waktu setempat.

Dengan perannya ini, Kif mengendalikan para kuda untuk mengirim barang sejak dijemput, saat disimpan di gudang, sampai ke bandar. Erlin mengatakan jaringan distribusi Fredy Pratama ini sangat rapi dan memiliki SOP.  “Semua jaringan mereka harus patuh dengan aturan yang dibuat,” ujar Erlin. 

Erlin mengatakan komplotan Kif bisa memasukkan 100-500 kilogram narkoba ke daerah wilayah Sumatra-Jawa. Untuk memudahkan distribusi, Kif memecah barang menjadi mulai dari 5 kg, 100 kg, bahkan 20 kg atau 60 kg. “Tergantung keberanian kuda yang mereka tugaskan untuk bawa barang tersebut beraninya berapa banyak,” kata Erlin.

Erlin mengatakan modus yang dilakukan Kif ini beragam, mulai dari disimpan di AC hingga dimasukkan ke mesin cuci. Melalui jaringan distribusi ini, Erling mengatakan jaringan internasional Fredy Pratama memanjakan para bandar yang duduk tenang menerima barang. “Karena yang bergerak dan mengantar semua, jaringan Fredy Pratama,” ujar Erling. “(Uang hasil penjualan) mereka setor ke rekening penampung atas nama Ecca (nama samaran).”

Sebelumnya Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Mukti Juharsa mengatakan Fredy Pratama, pria yang dijuluki sebagai Escobar Indonesia, memiliki distributor untuk masing-masing wilayah Timur dan Barat Indonesia. Mukti mengatakan kedua kaki tangan itu bertugas menerima narkoba dari Fredy dan mengedarkannya di wilayah masing-masing. Ia mengungkapkan peredaran narkoba untuk wilayah Timur dilakukan Fredy melalui Kalimantan. Sedangkan untuk wilayah Barat dilakukan melalui jalur Sumatra. 

Fredy bertugas menyuplai dan mengendalikan siklus peredaran narkoba di Indonesia dari negara Taiwan sejak 2009. “Kalimantan-Sulawesi Mr. W dengan keuangan sendiri dan narkoba sendiri. Di  bagian barat itu Sumatera-Jawa itu adalah Mr. K,” kata Mukti saat dihubungi, Kamis, 14 September 2023.

Mukti mengatakan proses penyaluran narkoba dilakukan Fredy bersama para distributornya melalui saluran aplikasi khusus seperti BBM Enterprise, Threema, dan Wire. Penggunaan aplikasi komunikasi itu yang menyulitkan petugas untuk membongkar sindikat Fredy Pratama di Indonesia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus