Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Gertakan Cincin di Ruko Kembangan

Hercules dan anak buahnya diduga memeras kontraktor bangunan di sekitar Jakarta Barat hingga miliaran rupiah. Para korbannya diminta tak takut mengadu ke polisi.

17 Maret 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pintu rumah toko digedor-gedor. Fauzi—bukan nama sebenarnya—mengintip dari lantai dua. Ia melihat belasan pria di depan pintu ruko yang berada di Jalan Lapangan Bola, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, itu. Beberapa di antaranya ia kenal. Ia turun dan membukakan pintu meski saat itu sudah menjelang dinihari, akhir Februari lalu. "Mereka anak buah Hercules," kata Fauzi kepada Tempo.

Salah seorang pria langsung berbicara dengan Fauzi. Mulutnya menguarkan bau alkohol. Tubuh mereka juga terlihat sempoyongan. Ia meminta Fauzi mengeluarkan 20 sak semen. Fauzi bekerja sebagai mandor merangkap penjaga malam di ruko yang tengah dibangun itu. Fauzi menolak. Ia beralasan baru kemarin menyetor puluhan sak semen kepada mereka.

Para pria itu tersinggung. Mereka menjual nama Hercules dengan mengatakan permintaan ini langsung datang darinya. Fauzi tetap tak mau. Kesal karena tak digubris, salah seorang dari mereka melayangkan bogem ke mulut Fauzi. Beberapa giginya langsung rontok. Tak puas, para pria itu bergantian memukuli Fauzi. "Mereka lalu pergi setelah melihat saya terkapar," ujar Fauzi.

Bukan hanya Fauzi, para penjaga malam di kompleks ruko milik PT Tjakra Multi Stategi (TMS) itu sering berhadapan dengan anak buah Hercules. Tak tahan lagi, mereka mengadukan intimidasi ini ke Kepolisian Resor Jakarta Barat. Polisi langsung bergerak menanggapi laporan ini. Hercules Rosario Marshal, 48 tahun, beserta 50 anak buahnya ditangkap karena diduga memeras kontraktor pembangunan ruko. Mereka ditangkap setelah polisi menggelar apel di halaman kompleks ruko tersebut, Jumat sore dua pekan lalu.

Apel itu bukan ujug-ujug. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Barat Ajun Komisaris Besar Hengki Haryadi mengatakan, setiap Jumat, para reserse se-Jakarta Barat rutin menggelar apel di kawasan yang tingkat kejahatannya sedang naik. Setelah mendapat pengaduan, ia memutuskan menggelar apel reserse di kompleks ruko itu. "Alasan Hercules dan anak buahnya ditangkap salah satunya karena mengganggu apel itu," kata Hengki.

Apel itu diikuti 48 reserse gabungan dari polsek se-Jakarta Barat. Sebelas di antaranya berpangkat perwira. Dengan peserta bersenjata lengkap dan berpakaian sipil, apel itu dipimpin Kepala Unit Kriminal Umum Ajun Komisaris M. Marbun. Semula apel ini berjalan tenang. "Lama-lama puluhan anak buah Hercules mulai mengerubungi kami," ujar Marbun.

Hercules kemudian datang. Pria kelahiran Timor Leste yang kini menjabat Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru, salah satu sayap organisasi Partai Gerindra pimpinan Letjen (Purnawirawan) Prabowo Subianto, itu meminta para polisi bubar. "Bubar-bubar, ini rumah kami. Tidak boleh ada apel di sini," kata Marbun menirukan ucapan Hercules. Rumah Hercules berada di Kebon Jeruk Indah, persis di belakang kompleks ruko itu. Dari jauh anak buah Hercules ikut berteriak-teriak memaki-maki para reserse.

Marbun menelepon Hengki agar datang. Selama menunggu Hengki, anak buah Hercules mulai berulah. Dengan mengendarai tiga sepeda motor, mereka menggeber-geber kendaraan itu sambil memegang pedang samurai di sekitar kompleks ruko. Kaca-kaca ruko mereka pecahkan dengan batu. Pada saat itu pula Hercules kembali menggertak Marbun sambil menunjukkan cincin yang melingkar di jari tangan kirinya. "Pakai cincin ini, udah selesai kalian ini," kata Marbun menirukan kalimat Hercules, yang bermaksud memamerkan ilmu mistik yang belum tentu benar itu.

Hengki lalu datang dengan pistol di pinggang. Dia memerintahkan semua anak buahnya yang telah berpencar itu berkumpul dan kembali membentuk barisan. Di sana ia memberikan pengarahan. "Saya perintahkan mereka agar tak takut menghadapi preman," ujarnya. "Siap," kata para reserse dengan serempak.

Hercules mendatangi Hengki. Pria yang menerima gelar Kanjeng Raden Haryo Yudhopranoto dari Kasunanan Surakarta pada Juni 2012 ini meminta Hengki balik kanan. Hengki, yang berbadan tegap tinggi, menolak permintaan itu. Mereka cekcok di tengah keramaian. Hengki mengancam akan menangkap mereka. Agar tak jatuh korban, Hengki melipatgandakan personel dengan mengajak Kepala Satuan Reserse Mobil Kepolisian Daerah Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan.

Herry datang dengan sekitar 50 personel bersenjata lengkap. Sebelum menangkap, Hengki melepaskan tembakan ke udara, yang kemudian diikuti personel yang lain. Ada sekitar sepuluh tembakan. Warga yang menonton mulai bubar. "Setelah itu, kami angkut semua anak buah Hercules," kata Hengki. Hercules kini ditahan di ruang tahanan narkoba Polda Metro Jaya. Anak buahnya dipisah-pisah ke beberapa rumah tahanan polres agar tak membuat keributan di dalam sel.

Dalam penangkapan itu, polisi menyita senjata tajam, seperti pedang samurai, golok, dan parang. Rumah Hercules juga digeledah dan empat mobil disita. Di dalam mobil, mereka menemukan pistol buatan PT Pindad, senapan angin, dan sebuah kartu nama intelijen sebuah organisasi kemasyarakatan, atas nama Franky. Kasus kepemilikan senjata api ilegal, pengeroyokan, dan penyerangan terhadap polisi ditangani Polda Metro Jaya. Polres Jakarta Barat menangani kasus pemerasan yang diduga melibatkan Hercules.

Setelah penangkapan ini, Hengki menerima banyak pengaduan dari para korban Hercules. Korban pemerasan umumnya kontraktor yang sedang membangun perumahan atau ruko. Tak tanggung-tanggung, untuk satu proyek, Hercules dan anak buahnya meminta uang keamanan hingga Rp 1,5 miliar. Pemerasan ini gencar dilakukan sejak tahun lalu. "Kelompoknya sekarang paling berkuasa karena kelompok lain sedang lemah," kata Hengki. Hercules pernah ditangkap pada 2006 karena menduduki sebuah perumahan di Cengkareng.

Selain pemerasan di ruko yang dikelola PT TMS, Hengki menangani dugaan pemerasan yang dilakukan oleh Hercules di Bellmont Residence Kembangan, Jakarta Barat, sebuah pembangunan sekolah, dan sebuah pabrik di Cengkareng, serta pengaduan tindakan perbuatan tidak menyenangkan oleh pemilik tanah di Tangerang. Di sana Hercules beserta anak buahnya diduga mematok-matok lahan kosong dan memaksa pemilik menjual tanah setengah dari harga pasar. "Kami meminta masyarakat tidak takut mengadu," ujar Hengki.

Salah seorang sumber Tempo yang menjadi korban mengatakan Hercules beserta anak buahnya datang ketika mereka mulai membangun. Ia menagih uang keamanan dengan jaminan tak akan mengganggu proyek pembangunan. Awalnya ia meminta Rp 500 juta. Jumlah ini dipenuhi kontraktor dengan perjanjian resmi. Namun ternyata Hercules tak berhenti memeras para pemegang proyek. Sekali memalak, jumlahnya bisa ratusan juta rupiah.

Tak hanya meminta uang, ia juga kerap memalak bahan bangunan. Hercules, menurut sumber Tempo, tengah merenovasi rumahnya. Namun jumlah permintaan material tak masuk akal dan terus-menerus. Pemalakan ini dimanfaatkan sebagian anak buah Hercules untuk modal mabuk-mabukan. "Mereka tak pernah berhenti meneror kami," katanya.

Kini Hercules masih terlihat santai menghadapi kasusnya. Namun ia enggan mengomentari dugaan pemerasan itu. "Soal pemerasan kami serahkan ke penyidik," ujarnya setelah diperiksa di Polda Metro Jaya. Soal penyerbuan saat apel, ia mengatakan kasus itu hanya salah paham. Ia berada di sana beserta puluhan anak buahnya karena di sanalah rumah mereka. "Saya sempat pulang dan balik lagi, lalu berbicara dengan polisi, dan masalahnya selesai," katanya.

Prabowo Subianto mengatakan Hercules sempat berjanji memperbaiki diri, tak berandalan lagi. Ia meminta Hercules bertanggung jawab dengan menjalani proses hukum di kepolisian. "Kalau salah, dia harus menghadapinya dengan kesatria," ujarnya.

Mustafa Silalahi, Atmi Pertiwi, Prihandoko

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus