Identitas seksual bagi Wayan Gunawan bukan sekadar coretan di kartu tanda pengenal. Bagi Wayan, 31 tahun, identitas seksual menyentuh ruang terdalam batinnya. Tilik saja ungkapan kegembiraan bekas waria di Singaraja, Bali, itu setelah Pengadilan Negeri Singaraja mengabulkan permohonannya untuk mengganti identitas dari laki-laki menjadi wanita, Selasa pekan lalu. "Saya bahagia sekali," ucap Wayan, yang kini berganti nama menjadi Lucky Diah Pitaloka.
Wayan wajar berbahagia dengan identitas baru sebagai wanita. Lahir dari pasangan Wayan Siring dan Wayan Sukarni, penduduk Banjar Tegal Mawar, Kelurahan Banjar Bali, Singaraja, Wayan adalah seorang bayi berjenis kelamin laki-laki. Cuma ibunya, yang pernah kehilangan anak perempuan karena meninggal dunia dan mendambakan anak perempuan lagi, tak bisa menerima kenyataan tentang Wayan. Sejak berusia sembilan bulan, Wayan diperlakukannya sebagai perempuan, misalnya dalam hal berdandan. Karena sering diolok-olok teman-temannya, sejak berusia satu setengah tahun, Wayan lantas mengenakan busana laki-laki.
Tapi ketika masuk SMP, bakat Wayan yang tampak justru keterampilan seperti menari, memasak, dan membuat sesajen. Semakin bertambah tahun, sifat kewanitaan Wayan kian kentara. Libido seksnya pun condong ke laki-laki. "Sejak kecil dia tertarik pada laki-laki," kata Siska, teman Wayan. Kondisi itu berlanjut hingga Wayan duduk di bangku SMA. Karena tak terampil berolahraga, Wayan menjadi bahan pelecehan gurunya. Terpaksa dia pindah ke sekolah lain.
Selepas SMA pada 1992, Wayan mengadu nasib di Denpasar. Dia bekerja di sebuah salon kecantikan. Namanya lebih dikenal sebagai Lucky. Setahun kemudian, Wayan hijrah ke Jakarta. Setelah sempat bekerja di sebuah salon, dia mendirikan salon sendiri di kawasan Jakarta Pusat dengan empat orang karyawan. Berkat paras cantik lembut dan rambut hitam panjang, Lucky pernah menjuarai berbagai lomba kecantikan. Berturut-turut, dia menjadi juara umum Kebaya Nasional Waria se-Jawa-Bali pada 1995, Waria Primadona Indonesia tahun 1996, dan Ratu Waria 2000.
Namun keinginan Wayan untuk operasi ganti kelamin baru muncul pada 1990-an. Lebih kuat lagi keinginan itu ketika dia menemukan seorang pacar berkulit putih di tengah liburannya di Paris, Prancis, pada 1999. "Di Paris, saya ketemu pacar. Dia laki-laki normal," tutur Wayan.
Untuk itu, Wayan segera berupaya mengumpulkan dana untuk biaya operasi. Selama setahun di Paris, Wayan bekerja serabutan antara lain menjadi pengasuh bayi atau pengepak barang di toko swalayan. Dari kerja semacam itu, Wayan berhasil mengumpulkan uang untuk operasi kosmetik berupa pembesaran payudara, perbaikan leher, dan pembesaran pinggul pada tahun 2000. Baru pada Mei 2002, Wayan punya dana cukup untuk operasi ganti kelamin paripurna. Dengan biaya US$ 8.000 (sekitar Rp 80 juta), Wayan menjalani operasi kelamin pada ahli bedah Preecha Tiewtranou di Bangkok, Thailand. Seluruh upaya operasi Wayan diperkirakan menelan biaya Rp 160 juta.
Sukses operasi, nama Wayan Gunawan dikubur. Dia berganti nama baru: Lucky Diah Pitaloka. Berikutnya, tinggallah upaya hukum untuk mengukuhkan identitas baru sebagai wanita. Ternyata, upaya ini mulus. Hakim Benyamin Naramessakh di Pengadilan Negeri Singaraja mengabulkan permohonan Wayan untuk ditetapkan sebagai wanita. Sang hakim tak merasa perlu menguji benar-tidaknya Wayan adalah seorang wanita. Toh, "Ada bukti otentik berupa surat keterangan seorang ahli yang menyatakan bahwa pemohon telah menjalani operasi ganti kelamin dari laki-laki menjadi wanita," kata Benyamin.
Jadilah Lucky menambah daftar panjang para waria yang meminta pengesahan status baru. Upaya ke pengadilan ini dilakukan lantaran sampai saat ini belum ada undang-undang yang mengatur status hukum akibat ganti kelamin. Upaya ini setidaknya diawali oleh Iwan Rubianto Iskandar, yang disahkan menjadi wanita dengan nama Vivian Rubianti pada 1973. Lantas Patricia Regina Zechna, yang disahkan menjadi laki-laki dengan nama baru Patric Rein Zecha pada 1982. Dan yang cukup populer, tahun 1988, adalah pengesahan Dedi Yuliardi menjadi wanita bernama Dorceashadi, artis dan seniman panggung asal Surabaya.
K.M.N., Made Mustika (Denpasar)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini