Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bogor – Pemerintah membangun jalur penyelamat di bahu jalan tanjakan maut Selarong, Megamendung, Puncak, Kabupaten Bogor. Alasannya, di titik tanjakan Selarong sering terjadi kecelakaan lalu lintas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jalan penyelamat tersebut terbentang persis di tanjakan Selarong, tepatnya di sisi jalur dari arah Puncak menuju Jakarta. Pantauan Tempo di lokasi, jalur penyelamat merupakan tanjakan curam dengan kemiringan sekitar 45 derajat.
Jalur penyelamat juga dilapisi kerikil dan pasir setebal 50 sentimeter. Pada bagian ujungnya ditumpuki ban bekas. Dengan cara itu, bila ada mobil yang mengalami rem blong saat menuruni tanjakan mau Selarong, bisa melajukan kendaraannya ke jalur penyelamat, sehingga kecelakaan bisa diminimalisasi.
Jalur penyelamat itu juga dilengkapi dengan plang penanda bertuliskan “Jalur Penyelamat”, ditambah dua buah lampu penerangan jalan dan satu warning light. Namun, berdasarkan informasi. lampu maupun warning light tidak menyala saat malam hari, sehingga kondisinya gelap.
Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Bogor Inspektur Dua Ade Kamsa mengatakan tanjakan Selarong dikategorikan jalur rawan kecelakaan, karena kontur jalannya menanjak dan berkelok.
Itu sebabnya, di sisi jalan tanjakan Selarong dibuatkan jalur penyelamat. “Tanjakannya agak curam, tak sedikit juga kejadian kecelakaan yang diakibatkan rem blong, memang daerah rawan,” kata Ade kepada Tempo, Kamis, 2 Mei 2019.
Warga sekitar tanjakan maut Selarong, Ratih, 50 tahun, mengatakan selama satu tahun kebelakang, sudah ada enam pengemudi yang melalajukan mobilnya ke jalur penyelamat tersebut. “Sejak ada ini mah (jalur penyelamat), tidak ada korban yang sampai meninggal, sebelumnya mah sering,” kata Ratih.