Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Tanjakan Maut Selarong Puncak Rawan, Begini Kontur Jalannya

Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Bogor Inspektur Dua Ade Kamsa mengatakan tanjakan maut Selarong Puncak dikategorikan jalur rawan kecelakaan.

2 Mei 2019 | 16.35 WIB

Lokasi kecelakaan bus di Jalur Puncak, yaitu di tanjakan selarong, Desa Cibogo, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kamis 2 Mei 2019. TEMPO/ADE RIDWAN
Perbesar
Lokasi kecelakaan bus di Jalur Puncak, yaitu di tanjakan selarong, Desa Cibogo, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kamis 2 Mei 2019. TEMPO/ADE RIDWAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Bogor – Jalan Raya Puncak di ruas Megamendung, Bogor, dikenal sebagai tanjakan maut Selarong. Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Bogor Inspektur Dua Ade Kamsa mengatakan tanjakan maut Selarong dikategorikan jalur rawan kecelakaan, karena kontur jalannya menanjak dan berkelok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Itu sebabnya, di sisi jalan tanjakan Selarong dibuatkan jalur penyelamat. “Tanjakannya agak curam, tak sedikit juga kejadian kecelakaan yang diakibatkan rem blong, memang daerah rawan,” kata Ade kepada Tempo, Kamis, 2 Mei 2019.

Dengan adanya jalur penyelamat dengan kemiringan kurang lebih 45 derajat dari jalan, Ade mengatakan, sopir yang mobilnya yang mengalami rem blong bisa melajukan atau memundurkan  ke jalur tersebut untuk meminimalisir dampak kecelakaan.

“Sebelumnya, sebuah bus dari arah Puncak menuju Jakarta sempat mengalami kecelakaan, dan melarikan kendaraannya ke sana (jalur penyelamat), tidak ada korban jiwa, hanya 15 orang luka,” kata Ade.

Pantauan Tempo di lokasi, jalan sekitar 10 meter tersebut mulai menanjak dari simpang Gadog. Tanjakan yang terbilang cukup curam tersebut terbentang hingga berjarak sekitar 3 kilometer dari simpang Gadog.

Meski jalan sempat datar saat melintasi jembatan Sungai Ciliwung, kemudian jalan kembali menanjak. Tak sedikit bus dan truk besar berjalan melambat saat melintasi jalan tersebut.

Dari arah sebaliknya, laju kendaraan rata-rata 40 kilometer per jam karena jalannya yang menurun.

Warga sekitar tanjakan Selarong, Ratih, 50 tahun, mengatakan selama satu tahunsudah ada enam pengemudi yang melarikan mobilnya ke jalur penyelamat tersebut. “Sejak ada ini mah (jalur penyelamat) tidak ada korban yang sampai meninggal, sebelumnya mah sering,” kata Ratih.

Meski begitu, ujar Ratih, lokasi di jalur penyelamat saat malam hari gelap. Dua lampu penerangan jalan di sekitar jalur penyelamat dan satu warning light, tidak berfungsi. “Ya kalau malam gelap, cuma penerangan jalan, kalau di jalur penyelamat gelap,” kata Ratih.

Sebelumnya, rombongan siswa SDN Karang Harjo, Cisoka, Tangerang, mengalami kecelakaan di lokasi saat hendak menuju tempat rekreasi Taman Wisata Matahari, Puncak pada Rabu, 1 Mei 2019.

Bus Kalimaya bernomor polisi A-7351-FL tiba-tiba kehilangan kendali saat melintasi tanjakan Selarong. Bus berpenumpang 15 siswa didampingi orang tua dan guru tersebut tiba-tiba mundur.

Diduga hendak melarikan kendaraannya ke jalur penyelamat, mobil malah terbalik di tanjakan mau Selarong, karena laju kendaraan yang cepat saat mundur dan sopir membanting stir ke kanan. “Kami masih melakukan pemeriksaan terhadap supir bus,” kata Ade Kamsa.

Ade Ridwan Yandwiputra

Ade Ridwan Yandwiputra

Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957. Memulai karier jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus