Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Kami Tidak Mencla-mencle

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal

9 Maret 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal/ TEMPO/Muhammad Fadhlan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Foto-foto penggerebekan politikus Partai Demokrat, Andi Arief, dalam kasus penyalahgunaan narkotik beredar luas di sejumlah grup percakapan dan media sosial pada Senin siang pekan lalu. Ini terjadi satu hari setelah operasi polisi di kamar 1214 Hotel Menara Peninsula, Jakarta Barat. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian RI Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal meminta publik tak percaya terhadap foto-foto tersebut karena sumbernya tak jelas. Tapi Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Idham Azis mengkonfirmasi kebenaran sejumlah foto tersebut.

Idham, misalnya, menyebutkan Andi ditangkap bersama perempuan. Pernyataan ini mengkonfirmasi foto Andi sedang bersama seorang perempuan di dalam kamar saat operasi terjadi. Iqbal juga mengatakan, ketika Andi dibekuk, memang ada wanita dengan inisial L. Mantan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur ini juga tak membantah fakta pada salah satu foto yang beredar luas yang menunjukkan kloset kamar 1214 dibongkar. “Dia membuang bong (alat isap) ke sana,” ujar Iqbal kepada Mustafa Silalahi dan Linda Trianita dari Tempo pada Kamis pekan lalu.

 

Foto-foto yang beredar luas itu belakangan faktanya seperti yang diungkap polisi. Menurut sumber kami, saat operasi penggerebekan, hanya ada polisi, Andi, dan teman perempuannya. Kenapa bisa muncul foto seperti itu?
Sedang kami telusuri di internal.
Kenapa sejak awal Anda bilang publik jangan percaya foto itu karena sumbernya tak jelas?

Apa yang saya katakan saat itu adalah awas bohong. Karena itu, sekarang kami selidiki (siapa sumbernya). Hal-hal seperti ini mengganggu penyelidikan.

Soal keberadaan perempuan, kenapa pernyataan petinggi polisi berbeda-beda dan berubah-ubah?

Ini cuma soal bagaimana strategi kehumasan, bagaimana kami menyampaikan. Ketika awal, kami tidak menyampaikan karena kami sedang mengecek keterkaitan orang ini dengan AA (Andi Arief). Jangan sampai tidak terkoneksi tapi sudah disampaikan ke publik. Framing-nya jadi ada dua orang saat penggerebekan. Memang seperti tampak ada spekulasi. Pertama bilang ini, kemudian bilang tidak. Kami tidak mencla-mencle.

Seperti apa sebenarnya keberadaan perempuan itu saat penggerebekan?
Saat penggerebekan, AA sendiri di kamar. Setelah tim Laboratorium Forensik datang untuk mencari bong (alat isap), ada jejak residu di toilet. Di sana, ternyata kami mendapati perempuan.
Kenapa mengecek toilet harus menunggu tim Laboratorium Forensik?

Tim awal itu enam orang berfokus menjaga AA. Kami berfokus di dia supaya tak ada kesempatan menghilangkan barang bukti. Ketika tim Laboratorium Forensik datang, merekalah yang melakukan olah tempat kejadian perkara.

Jadi, saat Andi digerebek, perempuan itu tak keluar dari kamar mandi?

Tidak. Sedang kami dalami keterlibatannya, apakah ada kaitannya. Sejauh ini (menurut pengakuan Andi Arief), perempuan itu sahabatnya.

Kami mendapat informasi bahwa perempuan itu bernama belakang Mentari alias Lia asal Lampung dan seorang pramugari?

Inisialnya L, tapi bukan calon legislator yang ramai disebutkan di media sosial.

Ada info perempuan ini juga pemandu karaoke?

Saya tidak tahu. Yang jelas, mereka satu kampung. Katanya bersahabat.

Apakah perempuan itu sudah diperiksa?

Saat penggerebekan, dia diperiksa di kamar sebelahnya. Kami lakukan tes urine juga. Ternyata dia negatif dan tidak juga menyimpan barang bukti narkotik.

Bagaimana dengan kemungkinan dia yang disuruh Andi memasukkan bong atau alat isap ke toilet?

Belum tentu. Ini kami masih mendalami fakta dia ada di toilet dan secara bersamaan kami temukan bong di kloset.

Ada yang menuding polisi sudah lama menyasar Andi Arief, apalagi setelah namanya dikaitkan dengan informasi sesat tujuh kontainer surat suara yang dicoblos itu....

Kasus ini murni perkara hukum. Kami profesional. Awalnya kami mendapat informasi ada penyalahgunaan di kamar hotel yang Anda sudah tahu nomornya. Kami tak tahu siapa di dalamnya. Jadi ini spontan. Kamarnya dipesan atas nama perempuan itu.

Kepada polisi, apakah Andi Arief menyatakan pernah mengkonsumsi narkotik?

Dari pengakuannya, dia sudah memakai (narkotik) dua tahunan.

Kenapa ngotot di awal saat penggerebekan tapi belakangan melepaskan Andi?

Dalam kasus ini, tidak ada barang buktinya. AA juga tidak terkait dengan jaringan narkotik sehingga tak dilanjutkan ke penyidikan. Kami rekomendasikan asesmen ke Badan Narkotika Nasional. Kemarin juga bukan penahanan. Bahasanya diamankan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Mustafa Silalahi

Mustafa Silalahi

Alumni Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara ini bergabung dengan Tempo sejak akhir 2005. Banyak menulis isu kriminal dan hukum, serta terlibat dalam sejumlah proyek investigasi. Meraih penghargaan Liputan Investigasi Adiwarta 2012, Adinegoro 2013, serta Liputan Investigasi Anti-Korupsi Jurnalistik Award 2016 dan 2017.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus