KAPAK itu diasah hingga berkilap dan menggiriskan. "Dan ini akan kupakai mencincang Rifal," kata Turki kepada istrinya, Lela atau Lelawati. Mendengar ancaman pensiunan sersan mayor polisi tersebut, bulu tengkuk ibu sembilan anak itu bergidik. Kesalahan Rifal Asmara, 15 tahun, adalah membawa sekarung rumput untuk tiga ekor sapi. Pelajar sanawiah ini gagal memotong rumput untuk tiga karung karena demam malaria. Rifal dicaci-maki Turki, dan diusir dari rumah. Rifal tiga hari tak pulang. Turki jengkel. Anak itu akan dicarinya sampai ketemu, lalu akan diikat di pohon jengkol untuk dihabisi. Ancaman ini diulanginya saat Turki dipijat Lela pada malam itu. Lela, 41 tahun, dibentak ketika mengingatkan bahwa Rifal adalah darah daging Turki sendiri. Selesai dipijat, Turki tertidur. Lela ke gudang mengambil kapak yang diasah suaminya tadi. Lalu, ia mendekati suaminya, yang tidur pulas. Lela bimbang. Kapak itu ditaruh di bawah tempat tidur. Kemudian, suara hatinya berubah: "Daripada anakku dibunuh, lebih baik dia yang kubunuh." Crat. Pria berusia 53 tahun itu ditebasnya. Sabetan pertama menghajar kepala sisi kanan. Turki kesakitan, dan mencoba bangkit. Lela tak memberi ampun. Babatan kedua mengenai pelipis dan tembus ke tengkorak Turki. Otaknya kena. Turki mengerang sekarat, lalu terkulai. Pada malam 12 September itu Turki meninggal. Kemudian Lela ke kamar ibunya, Zubaidah. "Mak, saya sudah mengampak Turki," katanya. "Mengapa kau lakukan itu?" tanya Zubaidah. "Sudah telanjur, Mak. Saya khilaf," jawab Lela. Untuk menenteramkan hatinya, Lela bersalat tahajud. Setelah itu, ia menemui anak gadisnya, Nurmaleli. "Bapakmu sudah kukampak," katanya. Lela lalu melapor kepada ketua RT setempat, dan dilanjutkan ke polisi. Ia ditangkap. Warga di Desa Simpang Panam, Pekanbaru, Riau, tempat keluarga Turki mukim, menjadi riuh mendengar Lela menghabisi suaminya itu dengan kapak. "Ini pilihan terbaik untuk menyelamatkan masa depan anak- anakku dari kekejamannya," kata Lela, tamatan SD. Rifal memang sedih mendengar kematian ayahnya. "Tapi, kalau ia masih hidup, kami terus tertekan," katanya. Turki menikahi Lela tahun 1971. Ia mengenalnya pada saat jadi pengantin. Turki pernah beristri tiga. Belum setahun, perangai Turki mulai tampak, misalnya suka menghajar Lela di depan anak- anaknya. Dan saat hamil tua, Lela diinjak hingga bayinya tewas. Ketika mengandung Diana, ia sering pula ditendang Turki. Akibatnya, Diana, 13 tahun, jadi anak bodoh. Murid kelas 4 SD ini tiga kali tinggal kelas. Ia bengong, menangis, atau lari melihat ibunya dipukuli. Adiknya, Adri, sering menjedutkan kepalanya ketika melihat ibunya dipukuli Turki. Belum lagi penderitaan kakak-kakaknya. Lela pernah minta cerai, tapi diancam akan dibunuh Turki. Kemudian Turki menikahi Lasmi janda beranak satu dan punya rumah kontrakan. Lasmi, 33 tahun, belum dikaruniai anak setelah bersuamikan Turki. Ia membenarkan Turki pemarah. "Tapi saya tahu rahasianya," katanya. Jika suaminya marah, ia diam atau pergi ke pasar membeli ikan hiu untuk dibuat sambal. Disuguhi makanan kesukaannya itu, hati Turki luluh. Pengadilan Negeri Pekanbaru memvonis Lela empat tahun penjara, Senin pekan lalu. Air matanya tak terbendung. Dipeluk dan diciuminya Diana dan Adri. Kedua bocah itulah yang ikut menanggung stres kebengisan Turki. "Saya akan minta grasi," kata Lela.WY dan Affan Bey Hutasuhut (Medan)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini