Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Kasus Pembunuhan Upaya Hilangkan Jejak dengan Korban Dicor Terjadi di Beberapa Daerah

Kasus pembunuhan dengan mengecor mayat di Jakarta Timur menggemparkan kembali. Kasus ini bukan yang pertama kalinya terjadi.

2 Maret 2025 | 12.35 WIB

Tersangka ANT pembunuhan dan pengecoran pegawai koperasi di Palembang saat digiring kepolisian di Bandara SMB II Palembang, Sabtu, 29 Juni 2024. Foto: ANTARA/ M Imam Pramana
Perbesar
Tersangka ANT pembunuhan dan pengecoran pegawai koperasi di Palembang saat digiring kepolisian di Bandara SMB II Palembang, Sabtu, 29 Juni 2024. Foto: ANTARA/ M Imam Pramana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Rabu, 26 Februari 2025, pembongkaran sebuah saluran air dari pengecoran semen telah dilakukan oleh pihak Kepolisian Jakarta Timur dan Pemadam Kebakaran. Tindakan ini dilakukan untuk mengeluarkan jasad JS, korban penganiayaan dan pembunuhan yang dilakukan ZA, karyawannya. Modus mayat dicor sebagai upayanya menghilangkan jejak. 

Polisi mengungkap sejumlah fakta di balik kasus pembunuhan bos ruko di Pulogadung, Jakarta Timur. Jasad bos ruko itu dicor oleh pelaku pembunuhan, yak tak lain ada kuli di proyek ruko yang tengah direnovasi itu.

Polisi mengungkap bahwa pelaku pembunuhan, ZA (35 tahun) sempat membiarkan jasad pemilik rumah toko (ruko) berinisial JS (69) selama dua hari sebelum ia memutuskan untuk mencor di saluran air belakang ruko.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tersangka akhirnya melihat lalat yang sudah mengerubungi korban," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Polisi Nicolas Ary Lilipaly di Polres Metro Jakarta Timur, Kamis, 27 Februari 2025 seperti dilansir dari Antara.  

Ini bukan kali pertamanya terjadi pembunuhan yang kemudian mengecor mayatnya menggunakan semen. Mayar dicor ini sudah terjadi beberapa kali di daerah-daerah lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Palembang

Pada 25 Juni 2024 lalu, penangkapan pelaku pembunuhan mayat dicor yang terjadi di Palembang akhirnya ditemukan. Penangkapan ini dilakukan saat pelaku sedang dalam perjalanan untuk kabur ke Batam, tetapi digagalkan di Padang, Sumatera Barat. Lalu, pada 29 Juni 2024 pelaku akhirnya dibawa kembali ke Palembang.

Korban dari pembunuhan ini adalah seorang perempuan karyawan koperasi. Setelah penangkapan di Batam, pelaku lainnya juga ikut di tangkap di Padang, Sumatera Barat beberapa hari setelahnya dan dibawa kembali ke Palembang pada hari yang sama. Setelah penangkapan inilah baru diketahui titik pengecoran mayat yang dilakukan oleh dua pelaku.

2. Bandung

Dilansir dari Media Humas Polri, pada 30 Maret 2024 laporan soal orang hilang masuk ke pihak kepolisian. Dari laporan ini, penyelidikan pun akhirnya dilakukan. Salah satu bentuk penyelidikannya adalah mendatangi dan menginvestigasi rumah pelaku. 

Namun, dalam penyelidikan ini polisi tidak menemukan hal yang mencurigakan. Kemudian diketahui bahwa pelaku sudah menguburkan jasad korban di dalam rumahnya. Korban dikubur di bawah keramik, mayat dicor membuat polisi tidak menemukan bukti dan tidak memiliki kecurigaan apa pun.

”Jadi 6 April kami olah TKP di rumah korban. Tapi memang saat itu belum ada kecurigaan korban dikubur dalam rumah. Baru kemudian di 15 April terduga pelaku diamankan,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes, Jules Abraham Abast.

3. Makassar 

Kasus pembunuhan kali ini dibutuhkan waktu hampir 7 tahun untuk diungkap. Pembunuhan ini telah terjadi pada 2017 oleh suami yang dibakar api cemburu kepada istrinya. Kemudian, April 2024 pengungkapan kasus ini didasari laporan anak yang melaporkan ayahnya sendiri.

Ia menceritakan bahwa 7 tahun lalu ia menemukan ibunya sudah terkapar di lantai dengan wajah yang sudah membengkak dan sulit dikenali. Kemudian, ayahnya datang membawa pasir dan semen, menguburkan ibunya di rumah mereka.

4. Bener Meriah, Aceh Tengah

Januari 2025 kemarin, penemuan mayat perempuan di sebuah kebun kopi terjadi. Mayat ini ditemukan dalam sebuah drum yang dicor oleh pelaku. Awalnya, warga sekitar hanya mendengar ada suara teriakan perempuan, tetapi ia tidak langsung pergi mengecek. Keesokan harinya, ia baru berani mengajak warga lain untuk pergi mengecek suara yang ia dengarkan. Setelah itu barulah mereka melaporkan ke kepolisian setempat.

Clara Maria Tjandra Dewi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus