MAYAT Eri Susila, 26 tahun dan Nurasmiaty, 39 tahun ditemukan di kamar nomor 3 di Hotel Yuriko, Bukittinggi, tengah Juli yang lalu, hampir tanpa busana. Nur miring di ranjang. Tangannya mengalang leher seperti orang kedinginan. Tubuh Eri tertelentang di karpet seraya memegang perut. Polisi sulit memastikan penyebab kematian pasangan bukan suami-istri itu. "Tak ada benda tajam atau petunjuk lain yang mungkin menyebabkan mereka tewas," kata Letnan Kolonel Nazwar Rismadi, Kapolres Bukittinggi, pada Fachrul Rasyid dari TEMPO. Pemeriksaan di tempat kejadian dan otopsi belum memberi petunjuk apakah mereka itu dibunuh atau bunuh diri. Perhiasan dan uang Rp 700.000 milik korbanditemukan utuh. Semula polisi curiga wanita itu dibunuh Eri. Sersan dua di Puskodalops Polda Riau itu mengira si kekasih hamil tiga bulan. Ternyata, dari pemeriksaanforensik, dalam rahim Nur ada benjolan tumor. Penyidikan kemudian ditujukan pada alat pemanas air di kamar hotel yang menggunakan gas. Dari pemeriksaan paruparu dan darah, yang dilakukan di Labkrim Mabes Polri, Jakarta, disebutkan mereka tewas akibat menghirup gas. Eri dan Nur masuk ke kamar nomor 3 hotel itu Sabtu malam. Ketika room boy mengetuk pintu kamar Senin pagi, tidak ada yang terbangun. Setelah diintip melalui jendela, ketahuan pasangan itu tak bergerak lagi. Menurut perkiraan dokter yang memeriksa mayat, keduanya meninggal 6-8 jam sebelum ditemukan. Hasil visum memastikan ada pembesaran di dubur Nur akibat berhubungan seks anal. "Diduga, Nur bersama Eri mengalami kelainan seks," kata sumber di Mabes Polri. Nurasmiaty, menikah dengan lelaki yang bekerja di Caltex pilihan orang tuanya. Kehidupan wanita cantik yang bertubuh sintal ini sedikit terangkat, tapi perkawinannya itu kurang bahagia, karena suaminya bukan bujangan. Belakangan Nur memadu kasih dengan Eri. Dan hubungan itu membawa kematian mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini