Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang - Keluarga anak korban bullying di Binus School Serpong berencana melapor ke Bareskrim Mabes Polri atas dugaan teror yang dialami korban di media sosial. Ibu korban, W, mengatakan anaknya dan keluarga tidak nyaman dengan berbagai unggahan yang menyudutkan mereka di balik kasus perundungan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
W menyesalkan wajah dan identitas anaknya dipublikasikan di media sosial dengan narasi menghardik. "Bapaknya yang akan lapor ke Bareskrim Mabes Polri. Kemarin kan banyak, ya, (pelanggaran) UU ITE yang harus kami beresin," ujarnya, Sabtu 3 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Postingan bernada negatif terhadap anak korban viral di media sosial X seiring berjalannya penyelidikan kasus perundungan di Binus School Serpong oleh kepolisian. Muncul satu akun yang menuduh anak korban melakukan pelecehan terhadap sejumlah wanita. Akun ini juga mengunggah foto korban memegang botol diduga minuman keras saat terbaring di ranjang rumah sakit.
Soal teror di media sosial ini, keluarga anak korban telah melaporkannya ke LPSK.
W juga mengungukapkan kekecewaannya tentang kasus ini. Menurut dia aksi perundungan antarpelajar di Binus School Serpong tak seharusnya terjadi.
"Selama ini aku diam dan gak ngomong karena aku emang belum ngerti. Aku tuh gak ngerti di balik geng ini, kenapa begitu, sama sekali gak ngerti dan kaget lihat hasil BAP," ujarnya.
W menuturkan ia sempat berurusan dengan para orang tua dari anak-anak kini dijatuhkan sanksi oleh sekolah imbas kasus perundungan. Meski menjadi korban anak W tetap dihukum karena kehadirannya di lokasi kejadian
"Saya juga sempat konflik sama ibu-ibu di sekolah yang anaknya diskors, menanyakan kenapa saya sampai speak up. Mereka engga tau kondisi anak saya kayak apa," ujarnya.
Ia menyayangkan sejak kasus bullying ini mencuat tidak ada satu pun wali murid di Binus School Serpong yang mendatanginya. "Mereka sempat datang ke sekolah dan berkumpul dengan pihak sekolah tapi saya sama sekali tidak dilibatkan. Saya mau ikuti proses hukumnya. Banyak hal yang mereka bisa lakukan untuk ketemu saya. Tapi itu tidak dilakukan," kata W.