Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Ketika Kapolsek Berwiraswasta

Pelatih judo tingkat nasional itu ditangkap karena urusan narkoba. Punya akses langsung ke bandar.

7 Mei 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RUMAH tiga lantai di Desa Ciasin, Cisarua, Bogor, itu mendadak kedatangan tamu tak diundang. Lima mobil sekonyongkonyong merapat, Senin dini hari pekan lalu. Dari dalam mobil bertemperasan sekitar dua puluh orang. Tanpa banyak bicara mereka merangsek masuk rumah bertingkat milik Ajun Komisaris Polisi Jumantoro itu.

Di Ciasin, nama “Pak Jum”demikian Jumantoro biasa disapalumayan masyhur. Bukan hanya karena beliau Kepala Kepolisian Sektor Cisarua, melainkan oleh keramahtamahannya. Karena itulah, ketika di subuh buta itu puluhan orang menyambangi rumahnya, para warga desa tak menaruh curiga. “Kami mengira mereka temanteman Pak Jum,” kata Asep, tetangga dekat.

Warga baru menaruh syak ketika para tamu sepertinya tak berniat pulang. Apalagi ketika, menjelang pagi, para tamu yang ternyata anggota Satuan Antinarkotika Polda Metro Jaya dan Polda Jawa Barat itu menggiring Jumantoro ke kantor Polres Bogor. Sempat mendekam beberapa jam di tahanan Polres, Kapolsek berusia 43 tahun itu kemudian dijebloskan ke dalam tahanan Polda Metro Jaya.

Dari rumah Jumantoro, polisi membawa “paket” lumayan: 59 gram sabusabu, 132 gram heroin, dan 1.660 pil ekstasi. Dihitung dengan harga pasaran, nilai barang laknat itu sekitar Rp 320 juta. Kabar bahwa Jumantoro bandar narkoba segera menyebar ke seantero Ciasin. “Kami tidak menyangka kalau dia pengedar,” ujar tetangga lain. Menurut seorang aparat Desa Ciasin, pada kolom keterangan pekerjaan kartu keluarganya, Jumantoro menuliskan “wiraswasta”.

Nama Jumantoro muncul setelah polisi menangkap Kapten Undang, seorang anggota TNI, dan Yadi, di sebuah rumah di Jalan Angkasa Pura, Kemayoran, Jakarta Pusat, dua pekan sebelumnya. Keduanya pengedar narkoba. Kepada polisi, kedua orang itu menyebut nama Budi Hermanto sebagai bandar mereka. Budi dibekuk polisi di Diskotek Ceria di kawasan Lokasari, Jakarta Barat.

Ketika polisi mendatangi rumah Budi, mereka disambut istrinya, Dinda. Capek menggeledah rumah itu, polisi tak menemukan sesuatu yang mencurigakan. Akhirnya, mereka menginterogasi Dinda. Setelah berkelit ke sanakemari, Dinda menyerah juga. Ia mengaku narkoba itu dititipkan di rumah Jumantoro di Ciasin.

Menurut sumber Tempo di kepolisian, setelah suaminya ditangkap dan ditahan polisi, Dinda menerima telepon dari Jumantoro. Kapolsek Cisarua itu meminta narkoba di rumah Dinda dipindahkan ke rumahnya di Cisarua. “Supaya aman, sambil menunggu kepastian suamimu,” Dinda menirukan dalih Jumantoro.

Begitu nama Jumantoro disebut, tim antinarkoba Polda Jaya mengontak Polda Jawa Barat. Pada Ahad lalu, kedua tim polisi itu bertemu di Bogor dan mulai mengamati gerakgerik Jumantoro. Rumahnya di Desa Ciasin juga sudah diintai sejak Ahad sore. “Mereka bergerak sendiri. Kami tidak tahu,” ujar seorang anggota Kepolisian Wilayah Bogor.

Sejumlah warga Ciasin mengaku, sejak sore, ada beberapa mobil tibatiba berhenti di depan rumah Jumantoro, hanya sebentar, kemudian cabut lagi. “Penumpangnya tidak turun,” kata seorang warga.

Jumantoro juga bukan polisi biasa. Ia atlet judo yang pernah mendapat tiga medali emas dalam kejuaraan judo tingkat SEA Games. Bersama Enny Tri Astuti, istrinya yang juga polisi, sampai kini ia menjadi pelatih para atlet judo tingkat nasional. Menurut seorang anak didiknya, setiap latihan Jumantoro tak hentihentinya “berceramah” tentang narkoba. “Jangan sekalikali mendekati narkoba, berbahaya,” begitu ia mengatakan berulangulang.

Di Polsek Cisarua, tak satu pun anak buahnya mau angkat bicara. ”Dia hanya mengaku dititipi barang,” kata seorang pejabat Polwil Bogor. Tapi seorang polisi Bogor lainnya mengatakan, “Dia punya akses langsung ke bandar di Jakarta.”

I G.G. Maha Adi, Indriyani D.P., Deffan P. (Bogor)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus