Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tepat 39 tahun silam, terjadi aksi teror bom di Candi Borobudur. Serangkaian ledakan bom secara brutal merusak keindahan dan keagungan Candi Borobudur ini.
Aksi ini ditulis Majalah Tempo dengan judul Ledakan Malam di Borobudur yang terbit pada 26 Januari 1985. Ledakan teror bom Candi Borobudur dilaporkan terjadi 10 menit setelah petugas keamanan berpatroli, tepatnya pukul 01.30 Senin 21 Januari 1985.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tercatat ada sembilan ledakan yang terdengar mulai pada pukul 01.30 dan berakhir pada 03.30. Sebenarnya, ada 11 peledak yang dipasang pada stupa di puncak candi. Namun, para petugas keamanan datang dan berhasil menjinakkan 3 peledak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Journal of Indonesian History, adapun lokasi yang ditaruh bom adalah di teras atas sebanyak empat buah bom, teras II sebanyak lima buah bom, dan teras III sebanyak empat buah bom. Satu buah bom macet dan ikut dibawa pulang. Total keseluruhan bom yang dipasang sebanyak 13 buah. Bom yang diletakkan di stupa-stupa Candi Borobudur itu menurut perhitungan waktu pada jam yang ditaruh pada masing-masing bom akan meledak lima jam kemudian terhitung sejak ditaruhnya bom tersebut. Perkiraan akan meledak kira-kira mulai jam 01.00 WIB.
Ledakan pertama bom Borobudur terdengar pukul 01.30. Satu menit kemudian ledakan kedua terdengar. Kali ini terlihat kepulan putih di sisi timur Candi Borobudur. Secara beruntun, kemudian terdengar beberapa ledakan lagi. Ketika para petugas naik ke candi, mereka menemukan pecahan batu berserakan di lantai dan tangga candi. Di sana-sini terlihat potongan tubuh patung Buddha tergeletak dengan kepala patah.
"Ada 9 dari 72 stupa di Candi Borobudur yang diperkirakan menjadi sasaran ledakan," kata Mayor Jenderal Soegiarto, Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) VII/Diponegoro saat itu.
Tujuh stupa yang rusak terkena ledakan terletak di sisi timur. Tiga stupa di lantai 8, dua stupa di lantai 9, dan empat di lantai 10. Pukul 05.30, tim penjinak bahan peledak dari Batalyon Zeni Tempur Magelang, Jawa Tengah, yang terdiri atas tujuh orang dan dipimpin Kapten Mardjono, tiba di candi.
Satu jam kemudian dua anggota tim Jihandak Kepolisian Daerah Jawa Tengah tiba. Di teras pertama dan kedua, tim penjinak bom menemukan dua bom berupa batangan dinamit yang belum meledak.
Teror bom Borobudur memiliki sejumlah dampak yang dirasakan. Pertama, peledakan Candi Borobudur mengakibatkan rusaknya sembilan buah stupa candi. Kedua, berdampak kepada sektor pariwisata Candi Borobudur. Ketiga, dampak sosial seperti rasa takut (tidak aman) bagi masyarakat sekitar Candi Borobudur. Keempat, dampak politik baik di dalam negeri maupun luar negeri langsung dirasakan setelah peristiwa peledakan Candi Borobudur. Banyak sekali politikus- politikus nasional yang angkat bicara setelah terjadinya peledakan.