Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Maut di ujung kawin lari

Muhamad nur alias nure, eks narapidana, membantai istri kawin larinya: nur aida dan suami adik iparnya: anwar. mereka dianggap menghalangi kawin lari aida yang berstatus istri syamsul, pernah dilarikan nure.

20 Mei 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SELEPAS magrib Selasa pekan lalu, suasana Lebaran masih berbekas. Setelah silaturahmi dengan sanak keluarganya di Samarinda Kota, Kalimantan Timur, Anwar, 35 tahun, bersama istrinya, Nyonya Aenah, dan anak lelakinya yang berusia tujuh tahun, serta kakak iparnya, Nyonya Nur Aida, 27 tahun, pulang ke rumahnya di Kampung Baqa, Samarinda Seberang. Sehabis menyeberang dengan perahu ketinting, mereka berempat pun menyusuri jembatan. Tiba-tiba seorang lelaki bertubuh gempal, menghunus badik, menyerang Anwar dari belakang. Anwar, yang sedang menggendong anak lelakinya, jatuh ke lumpur. Si penyerang, Muhamad Nur alias Nure, 30 tahun, tak memberi kesempatan. Berkali-kali ia menancapkan badiknya ke tubuh Anwar. Melihat pergulatan itu, Aida segera meloncat ke lumpur untuk menyelamatkan anak Anwar. Ia juga memerintahkan Aenah agar lari menjauh. "Selamatkan anakmu. Ikhlaskan aku bersama suamimu yang mati," teriak Aida. Perempuan ini sempat bergumul dengan Nure. Akhirnya pun tak berkutik akibat tikaman badik. Amukan Nure baru terhenti setelah massa datang. Lelaki yang belum lama keluar dari Lembaga Pemasyarakatan (LP) Samarinda itu mencoba lari ke rumah salah seorang temannya. Tapi polisi berhasil meringkusnya. Anwar tewas dengan enam lubang tusukan, dan Aida mengembuskan napas terakhir sewaktu dilarikan ke RS Dirgahayu, Samarinda. Dalam pengakuan Nure kepada polisi, seperti diungkapkan Kapolresta Samarinda Letkol. Pol. Tjuk Suwarso, peristiwa berdarah itu berlatar belakang dendam cinta. "Tapi kami masih mengusut kemungkinan motif lainnya," kata Tjuk Suwarso. Kisah dendam cinta itu bermula pada awal 1987. Ketika itu, Nure -- pekerja serabutan -- sering mengunjungi temannya di dekat rumah Anwar. Kebetulan Aida memang tinggal di rumah adik iparnya, Anwar -- seorang kontraktor. Aida sudah agak lama berpisah dengan suaminya, Syamsul. Perkenalan Nure-Aida berkembang menjadi cinta. Sampai suatu hari, 10 Mei 1987, dua sejoli itu hijrah ke Kampung Lamiku, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Di tempat asal Nure ini mereka menikah. Menurut Nure, perkawinan itu dilakukannya karena ia mendengar bahwa Aida sudah bercerai dengan Syamsul. Padahal, perceraian Aida-Syamsul hingga kini masih diproses pengadilan agama. Aida kini punya dua orahg anak, hasil perkawinannya dengan Syamsul, 1984. Belakangan, orangtua Aida, Dahlan, mengadukan Nure ke polisi. Menurut Dahlan, putrinya yang sebetulnya masih berstatus istri Syamsul itu dibawa lari dan dinikahi Nure. Akibat pengaduan itu, Aida dan Nure digiring polisi ke Samarinda. Setelah melampaui proses peradilan, akhirnya Nure diganjar hukuman 11 bulan penjara. Ia dianggap terbukti melarikan istri orang lain. Selama di dalam LP, dendam Nure terhadap keluarga Aida tak padam. Salah seorang yang diincar adalah Anwar, suami adik iparnya yang dianggap ikut menjebloskan dia ke penjara. Nure, menurut polisi, mengaku sudah merencanakan pembantaian itu sejak September lalu. "Dia pernah mencaci maki dan mengancam saya," ucap Nure, mengungkap kebenciannya kepada Anwar. Akan halnya Aida, yang juga dibantainya, bekas istrinya itu, katanya, tiba-tiba menyerangnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus