Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Membidik istri, kena anak

Suami mabuk kepayang hendak kawin lagi. racun hama mencabut nyawa anak.

23 Mei 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEREMPUAN mana sudi dimadu? Tak terkecuali Ngatijah, 23 tahun. Warga Dusun Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah itu bersitidak ketika suaminya, Ruslan, minta izin untuk kawin lagi. Beberapa kali Ruslan, 25 tahun, membujuknya. "Lha wong, ngopeni satu istri dan dua anak saja tidak bisa, kok, mau kawin lagi," ujar Ngatijah. Ucapan istrinya tak segera menyadarkan Ruslan. Malahan tiga bulan terakhir perangainya aneh. Selain ogah meladang, Ruslan ringan tangan pada istri dan anaknya. Awal Mei lalu, ia mengancam untuk menceraikan Ngatijah. Ngatijah naik pitam dan menyatakan siap dicerai, asal kalung emasnya yang dijual Ruslan tahun lalu dikembalikan. Eh, Ruslan menjawab dengan gagang sapu, hingga tubuh Ngatijah jadi lebam. Besoknya, urusan belum selesai. Ruslan mengambil gelas dan menuangkan dua sendok diazinon, racun pembasmi hama tanaman. Gelas itu ditaruh seenaknya di dapur. Tak lama muncul anaknya, Mujono, yang pulang dari TK, siang itu. Si bocah kehausan. "Mbok, saya mimik," soraknya pada ibunya seraya menyambar gelas tadi. Dan, glek, glek, racun itu masuk ke lambungnya. Mujono mengerang. Lalu anak ini terkapar di lantai tanah. Melihat anaknya tak bernapas lagi, Ruslan panik. "Duh, Gusti, saya ingin membunuh istri, kok anakku yang mati," ujarnya meratap. Ucapannya itu didengar Ngatijah dan tetangganya, di antaranya Kepala Dusun Ngadirejo, Sopari. Sopari melaporkannya ke polisi. Setelah pemakaman, hari itu juga Ruslan diciduk. "Saya berjanji mengawini Surtini, tapi istriku tidak mau dicerai. Karena jengkel dan bingung, saya racun saja," kata Ruslan kepada polisi. "Memang, yang diincar Ruslan istrinya," kata Mayor Heri Soewito, Wakapolsek Temanggung. Ruslan sudah lama menjalin cinta dengan Surtini, yang bersedia dikawininya asal ia menceraikan Ngatijah. "Dulu saya mau, asal istrinya dicerai. Sekarang tidak mau lagi. Takut dibunuh," kata Surtini kepada Heddy Lugito dari TEMPO. Ternyata, Ngatijah tidak tega melihat suaminya di bui. "Meski ia mau membunuh saya, saya kasihan juga," katanya. Ruslan, yang mendekam di tahanan Polres Temanggung itu, kini cuma bisa termenung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus