PADA ketinggian 300 kilometer, pesawat ulangalik NASA, Endeavour, terbang berdampingan dengan satelit Intelsat6. Keduanya melesat 28.000 km per jam mengitari bumi. Jauh di atas Pasifik, tiga astronaut muncul dari perut Endeavour, dan mengambil posisi di palka pesawat yang menganga. Ketiganya pun segera terlibat dalam pekerjaan yang serius: menggaet satelit, membawanya ke kargo, memasang motor baru, dan melepaskannya kembali ke angkasa. Misi perdana Endeavour mencatat sukses. Ketiga astronautnya telah berhasil menangkap Intelsat-6, memasang motor baru di pantatnya, dan melepaskannya kembali Kamis pekan lalu. Satelit yang salah orbit itu bisa diselamatkan. "Ini hari yang indah bagi NASA dan Intelsat," ujar Pierre Madon, wakil Direktur International Telecommunications Satellite Organization (Intelsat), "koperasi" telekomunikasi yang dimiliki 122 negara. Para pejabat NASA pun bangga dengan prestasi yang dicapai Endeavour. "Sukses ini merupakan kemenangan bagi rakyat Amerika," ujar Daniel S. Goldin, salah seorang pejabat NASA. Endeavour memang terbang dengan misi utama menyelamatkan Intelsat-6. Tugas keduanya berlatih memasang elemen-elemen konstruksi Freedom, laboratorium luar angkasa milik NASA yang kini bakal dibangun. Misi penyelamatan Intelsat-6 itu dimulai Jumat pagi dua pekan lalu, dengan diberangkatkannya Endeavour bersama tujuh awaknya dari Tanjung Canaveral. Tiga jam setelah Endeavour naik, pusat pengendali Intelsat di Washington, bersama lima stasiun pembantunya, menggiring satelit tersesat itu turun, dari orbit 560 km ke 300 km di atas muka bumi. Stasiun bumi Jatiluhur milik PT Indosat di Purwakarta, Jawa Barat, menjadi salah satu stasiun yang bertugas menarik Intelsat-6 bergeser turun. Setelah ribuan instruksi dikirim lewat gelombang radio, satelit itu perlahan turun. Putaran tubuh satelit mulai direm agar lebih gampang ditangkap. Pertemuan Intelsat6 dan pesawat dengan tiga astronaut itu terjadi hari Minggu. Setelah kedua benda terbang itu berjalan seiring, tiga awak keluar dari Endeavour. Astronaut Pierre Thuot melayang mendekati pantat satelit, kakinya dipegang lengan robot agar tak hanyut. Pada saat yang sama, dua astronaut lain berjaga di palka Endeavour. Namun, usaha Thuot gagal. Capture bar, batang penjepit satelit yang dirancang khusus oleh ahli NASA dan harganya US$ 7 juta (Rp 14 milyar), tak berfungsi sempurna. Bahkan tubuh satelit menjauh gara-gara terdorong capture bar itu. Kalau saja para astronaut itu boleh memagang kulit satelit, segala urusan akan jadi gampang. Sayangnya, Hughes Spacecraft Co. Ltd. yang merancang satelit itu, tak mengizinkan astronaut menyentuhnya. "Kalau pantangan itu dilanggar, Hughes tak mau menjamin satelitnya akan bisa berfungsi sempurna," ujar Susatyo Adiwibowo, "pengendali" satelit dari Jatiluhur, mengutip buku panduan operasi penyelamatan Intelsat-6 itu. Hughes khawatir, sentuhan tangan astronaut itu merusak panel surya yang menempel di sekujur kulit satelit. Ahliahli NASA di Houston sempat pening kepala. Sebab, bahan bakar Endeavour terbatas, NASA tak dapat mentolerir kegagalan berikutnya. Untungnya, Hughes berubah sikap. Dia mengizinkan astronaut memegang kulit satelit, asal di ujung bagian bawah. Thout dan dua rekannya lantas mencoba beraksi kembali Kamis pagi pekan lalu. Operasi kali ini tak sulit. Tubuh satelit ditangkap dengan tangan, dibawa ke palka dan diikat. Lantas, Thout secara hati-hati memasang motor baru, PKM (perigee kick motor) yang beratnya 8 ton. Pekerjaan ini berjalan mulus dalam tempo 5,5 jam. Satelit itu kemudian didorong keluar dari palka Endeavour, dan pergi menjauh. Maka, jaringan stasiun bumi Intelsat kembali aktif. Ribuan perintah pun dikirim lewat gelombang radio, berurutan dari stasiun satu ke stasiun yang lain. "Agar tubuh satelit kembali berotasi, dan menemukan posisi yang pas untuk dinaikkan ke orbitnya," kata Iqbal. Rupanya, kondisi ideal itu tak perlu ditunggu lama. Motor baru pada Intelsat-6 menyala Jumat siang lalu. "Jatiluhur mendapat kehormatan mengaktifkan PKM," tutur Igbal. Dengan PKM baru itu, Intelsat-6 akan meluncur jauh, membuat orbit elips dengan titik terjauh 72.000 km. Dengan memanfaatkan LAM (liquid apogee motor), dia digiring turun, bergerak melingkari bumi dalam orbit geostasioner, pada ketinggian 36.000 km. Intelsat-6 diluncurkan Maret 1990 dari Tanjung Canaveral, Florida, dengan roket Titan. Sedianya, dia bertugas di posnya di atas Pasifik. Namun, wahana angkasa yang berharga US$ 150 juta itu tak pernah sampai di kavelingnya, seperti yang direncanakan. Roket Titan bersusun dua itu ngadat. Roket keduanya tak mau lepas. Alhasil, motor PKM-nya yang melekat di atas roket kedua itu terpaksa dicopot. Mulamula satelit itu gentayangan di orbit rendah, 300 km di atas bumi. Posisi ini rawan, karena kulitnya mudah tergesek oleh gasgas atmosfer. Dengan menggunakan LAM, dia dipaksa naik ke orbit 550 km di atas bumi. Pemakaian motor LAM, untuk menaikkan dan menurunkan tubuh satelit itu, membuat umur Intelsat-6 ini menyusut dari 13 menjadi 11 tahun. Namun, dalam kalkulasi Intelsat, upaya penyelamatan satelit kapiran ini masih menguntungkan. Dengan job barunya, di atas Lautan Atlantik, Intelsat-6 bisa mendatangkan US$ 1 milyar selama 10 tahun. Angka itu jauh lebih besar dibanding uang jasa yang harus dibayar ke NASA sebesar US$ 93 juta. NASA sendiri memang tak berniat berbisnis lewat misi penyelamatan itu. Sebab, dana yang dikeluarkan NASA untuk misi Endeavour ini kabarnya hampir US$ 2 milyar. Putut Trihusodo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini