MAYAT yang ditemukan di Jalan Sudirman, Jakarta, itu sudah
seperti daging cincang yang siap dipaketkan. Tapi wajah korban
yang "dipajang" untuk memancing keluarga yang merasa kehilangan
anggotanya, makin sulit dikenali. Wajah yang utuh itu kian
membengkak, mata melotot dan lidah melet ke luar.
Tapi dr. Abdul Mun'im masih bisa tersenyum, sebab baginya
identitas mayat tersebut bisa "dibaca". Sidik jari kedua.
tangannya masih bisa dibuat dan hasilnya baik. Padahal, kata dr.
Handoko Tjondroputranto, ahli forensik di LKUI juga, "sidik dari
satu jari saja sudah cukup."
Ada empat pola untuk mengenali garis-garis di jemari. Berbentuk
busur, ikal lingkaran spiral dan bentuk campuran. Sidik jari
merupakan metode identifikasi yang paling umum dipakai. Tak ada
seorang pun juga saudara kembar satu telur -- memiliki sidik
jari sama.
Selain lewat sidik jari, korban yang masih utuh bisa dikenali
secara visual, meskipun punya kelemahan. Dalam "Kasus Haryono"
misalnya, polisi Surabaya yakin karena pihak keluarga dan PT
Karana Line--tempat Haryono bekerja sebagai pelaut--mengakui,
yang ditemukan di Sungai Brantas memang mayat Haryono.
Sidik jarinya memang dibuat. Tapi rupanya tak sampai dicocokkan
dengan file yang ada di Kodak VII, Jakarta. Ternyata waktu
sidang berlangsung dengan tertuduh Suhambari dan Martin, Haryono
muncul dari pengembaraan.
Kelemahan metode ini, karena para saksi amat dipengaruhi
perasaan dan keterbatasan. Apalagi umum beranggapan, tak mungkin
hamba hukum yang sudah bersusah payah menangkap orang yang
keliru.
Dokumen, perhiasan, pakaian dan gigi juga bisa dipakai untuk
identifikasi. Dan dengan identifikasi medis, bisa ditentukan
jenis kelamin, usia, tinggi Serta berat badan korban. Begitu
pula cara dan saat kematian bisa diperkirakan.
Kepala yang ditemukan baru-baru ini di Jalan Sudirman, yang
mula-mula diperiksa Mun'im adalah rahangnya. Ternyata kaku,
sementara ototnya sudah mulai membusuk. Maka, ia memperkirakan
bahwa korban meninggal sekitar 24-36 jam sebelum ditemukan.
Perkiraan bisa tidak tepat oleh banyak faktor. Dalam keadaan
normal, lebam mayat mulai muncul setelah 812 jam dia tak
bernyawa. Proses pembusukan timbul setelah 24 jam. Tapi bila
korban mengalami luka-luka, "pembusukan bisa lebih cepat,"
seperti dikatakan Mun'im.
Juga tentang penurunan suhu badan. Menurut teori, suhu badan
akan menurun sekitar 1,5 derajat Fahrenheit/jam setelah
seseorang mati. Tapi keadaan lingkungan di sekitar mayat, bisa
mempercepat penurunan suhu itu. Sebab itu, kata Mun'im, untuk
memdapatkan perkiraan yang paling mendekati, "semua penemuan itu
mesti dikombinasikan."
Bagaimana mengidentifikasi tubuh yang sudah rusak dan busuk?
Tulang dan gigi merupakan bagian tubuh yang tahan terhadap
kerusakan, sebab itu bisa dimanfaatkan. Nyonya Rahmini yang
sudah dikubur 55 hari, misalnya, masih bisa diidentifikasikan
dengan cara ini.
Dokter Handoko pernah menangani kasus pilot AS yang
helikopternya jatuh di rimba Kalimantan. Setelah 6 bulan,
reruntuhan pesawat dan mayatnya ditemukan. Pihak asuransi di AS
meminta kepastian, yang ditemukan itu betul si pilot dan bukan
orang lain. Beruntung, Handoko bisa mendapatkan gigi palsunya,
yang setelah dicocokkan dengan file yang disimpan dokter gigi di
AS, ternyata cocok. Ini sama dengan kasus Ir. Nurdin Koto yang
bisa dikenali lewat identifikasi gigi.
Memang banyak cara untuk mengenali korban. Sampai detik ini,
alhamdulillah, "belum ada kasus yang sulit ditangani," kata
Mun'im, yang ketika lulus dari UI tahun 1971 pernah berkeinginan
menjadi internist.
LKUI telah memiliki 10 jenis peralatan--satu jumlah yang
dianggap cukup memadai. Bahkan juga peralatan mutakhir, seperti
Gas Chromatograph yang bisa mendeteksi racun dalam dosis amat
kecil. Alat lainnya adalah Thin Layer Chromatograph (TLC) untuk
mendeteksi racun nonuap, seperti morfin atau narkotika. Begitu
juga Flame Fotometry, untuk mendeteksi elektrolit.
Peralatan mutakhir itu hampir tak pernah dipakai. Di samping
kematian akibat racun masih relatif sedikit dan ongkos
operasionalnya tinggi, juga karena kasus yang timbul selama ini,
"masih bisa diatasi dengan peralatan yang konvensional," kata
Mun'im.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini