Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Nabi Palsu

Khamin, 70, mengaku keturunan Muhamad, menipu penduduk Kersana & Losari, Brebes, puluhan juta rupiah, dengan cara meminta sumbangan untuk sebuah yayasan yang akan memberi pekerjaan. (krim) (analekta)

17 Agustus 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENAMPILANNYA mirip orang suci: berusia 70-an, berkepala botak, dan wajahnya seperti keturunan Arab. Penduduk di beberapa kecamatan di Brebes, Jawa Tengah, yang terkenal kuat agamanya itu, jadi percaya ketika pak tua yang fasih menghafalkan ayat-ayat Alquran dan hadis itu mengaku keturunan Nabi Muhammad saw. yang ke-40. Hampir tak masuk di akal bahwa orang tua yang kelihatan amat saleh itu ternyata seorang nabi palsu. Setelah mengumpulkan uang sumbangan, yang diberikan penduduk dengan ikhlas dan sukarela, ia menghilang. Sampai pekan lalu, polisi Brebes belum mengetahui di mana nabi palsu itu bersembunyi. "Sang nabi", menurut penduduk Kecamatan Ketanggungan dan Losari, muncul ke tengah mereka pada Januari lalu. Pak tua yang mengaku bernama Khamim alias Malik alias Karman dan sejumlah alias lain itu tak segan-segan mengikuti pengajian dan bertukar pikiran dengan tokoh agama di situ. "Cara bicaranya, yang berlogat Sumatera Barat, mengesankan ia seorang ulama besar yang mendalami dan memahami agama," tutur Kamali, 35, guru madrasah. Maka, dukungan pun mengalir ketika Khamim mengatakan akan membuat yayasan yang bernama Yayasan Pembangunan Ekonomi Lemah. Tujuan yayasan: menyalurkan tenaga kerja ke Arab atau mempekerjakan pemuda-pemudi yang menganggur sebagai penjual barang elektronik. Karena percaya, para pencari kerja itu tidak keberatan dipungut uang sampai Rp 100 ribu per orang. Para orangtua senang pula menyumbang untuk yayasan. Kamali sendiri kena ratusan ribu rupiah. Total, menurut perkiraan, Rp 25 juta telah dikantungi Khamim. Jumlah sebegitu merupakan jumlah yang luar biasa banyaknya bagi penduduk Kecamatan Kersana dan Losari, penghasil bawang merah itu. "Sekarang saya tidak berani khotbah di masjid," kata Kamali, yang oleh Khamim pernah disebut-sebut akan dijadikan ketua yayasan. Samlawi, tokoh masyarakat, tak kalah terpukul. Dialah yang selama berbulan-bulan memberi makanan gratis dan menyediakan sebuah rumah untuk ditempati Khamim si penipu. "Pokoknya, kalau dia sampai tertangkap, akan kami arak keliling kampung sebelum diserahkan ke polisi," tutur para pemuda dengan geram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus