Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Panitia Reuni 212 Buya Husein mengungkap alasan pihaknya tidak mengundang Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Menurut Husein hal itu tak terlepas dari tuntutan Front Persaudaraan Islam dalam aksi 411.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kita belum lama melaksanakan aksi 4 November atau 411 di mana tuntutannya itu 'Adili Jokowi dan Tangkap Fufufafa'," ujar Husein saat ditemui pada Senin, 2 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berkaitan dengan hal itu, kata Husein, pihak panitia reuni 212 yang juga menjadi penanggungjawab aksi 411 tidak membuka peluang untuk mengundang Gibran. "Jadi gak mungkin (mengundang Gibran), karena niradab." kata Husein sambil tertawa kecil.
Sebelumnya saat tanya jawab dengan wartawan usai aksi 411 di depan Patung Monas hampir sebulan silam, Husein mengeklaim FPI yakin bahwa Fufufafa adalah Gibran. Hari ini selepas aksi reuni 212 ia kembali menegaskan keyakinan itu.
Berkebalikan dengan Wapres Gibran, panitia reuni 212 secara terbuka mengumumkan bahwa Presiden Prabowo Subianto diundang. Namun, dalam reuni aksi 212 yang dimulai sejak pukul 03.00 hingga 08.00 WIB Prabowo tidak menampakkan diri.
"Kita sudah menyampaikan undangan, tapi tidak ada konfirmasi, " kata Husein menjelaskan absensi Prabowo dalam kegiatan reuni 212.
Dalam sambutan di hadapan ribuan massa reuni 212, Muhammad Rizieq Shihab pun menyinggung soal Presiden Joko Widodo dan akun Fufufafa. Rizieq mengirimkan pesan khusus kepada Prabowo soal penegakan hukum yang dianggap carut marut di Indonesia.
"Enggak peduli siapa pun dia, enggak peduli, apakah itu Jokowi ataupun Fufufafa dan semua kroni-kroninya yang terlibat seret ke pengadilan!" kata Rizieq dengan suara lantang dari atas panggung yang mengadap ke sisi timur Tugu Monas.
Ia menyebut bahwa ia menaruh kepercayaan kepada pemerintahan Prabowo dalam mengadili kasus-kasus besar di Indonesia. Sehingga, kata Rizieq, ia berharap Prabowo bisa menegakkan hukum di Indonesia. "Mereka yang merusak negeri ini 10 tahun jangan dibiarkan. Mereka harus dituntut pertanggungjawabannya!" demikian Rizieq berujar.
Pada tahun ini reuni 212 mengangkat tema 'Revolusi Akhlak untuk Indonesia Berkah dan Palestina Merdeka'. Reuni Akbar 212 diadakan untuk memperingati salah satu demonstrasi besar di Indonesia yang terjadi pada 2 Desember 2016 atau Aksi 212, jelang Pilkada DKI Jakarta. Aksi yang dimotori Rizieq Shihab bersama Front Pembela Islam (FPI)—nama lama Front Persaudaraan Islam—membuat ribuan orang memadati halaman Monas hingga ruas jalan Sudirman-Thamrin.
Aksi ini dilakukan untuk mendesak pengusutan kasus penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Dalam Pilkada DKI saat itu, Ahok kalah dari Anies Baswedan yang mendapat dukungan Rizieq cs.