Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Pelajar yang Rusuh di Demo UU Cipta Kerja, Polisi: 90 Persen Siswa SMK

Polda Metro Jaya mencatat mayoritas siswa yang terlibat kerusuhan demo UU Cipta Kerja pada 8 dan 13 Oktober lalu berasal dari SMK swasta.

20 Oktober 2020 | 13.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Massa perusuh terlibat bentrok dengan polisi dalam aksi 1310 di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Selasa, 13 Oktober 2020. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Polda Metro Jaya mencatat 90 persen pelajar yang terlibat kerusuhan demo Omnibus Law UU Cipta Kerja adalah siswa STM atau yang kini sudah diganti menjadi SMK. Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus para pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) itu terhasut untuk mengikuti demo pada 8 dan 13 Oktober 2020 dari undangan di media sosial. 

"Kami sudah melaporkan ke Dinas Pendidikan dan sekolah anak-anak yang kemarin kami amankan, yang rata-rata 90 persen adalah siswa SMK," ujar Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa, 20 Oktober 2020. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yusri juga mengatakan mayoritas siswa berasal dari SMK swasta. Pihak kepolisian pun sudah berkoordinasi dengan orangtua dan sekolah untuk mengawasi anaknya saat demonstrasi tengah berlangsung di Jakarta. 

Baca juga: Polisi Jelaskan Asal Usul Nama STM yang Viral dalam Demo Omnibus Law

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saat kerusuhan kemarin pun sampai ditemukan ada siswa SD. Makanya kami minta orangtua ikut mengawasi," kata Yusri. 

Sebelumnya dalam demonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja yang berakhir ricuh, polisi menangkap sekitar 1.000 orang. Mayoritas yang tertangkap itu merupakan siswa SMK yang ikut demo karena ajakan akun STM se-Jabodetabek. 

 

Setelah diperiksa selama sepekan, polisi akhirnya menetapkan 131 orang sebagai tersangka dalam kasus kerusuhan itu.

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana mengatakan mereka ditetapkan sebagai tersangka berkaitan dengan beberapa kasus, seperti perusakan gedung ESDM, perusakan mobil polisi di Pejompongan, perusakan dan vandalisme oleh Anarko, kasus ambulans di Cikini, kerusuhan di Tugu Tani, penganiayaan Ditreskrimsus Polda Metro Jaya dan Tangerang Kota, perusakan pos polisi. 

Baca juga: Polisi Sebut Siswa STM yang Ditangkap Saat Demo Omnibus Law Sudah Dipulangkan

Meskipun begitu, Nana tak menahan seluruh tersangka. Hanya 69 dari 131 orang saja yang ditahan karena ancaman hukuman penjara di atas 5 tahun. Sebanyak 20 orang yang ditahan, kata Nana, di antaranya merupakan tersangka perusakan dan pembakaran halte dan pos polisi di sepanjang jalan Sudirman. 

Nana mengatakan mayoritas para tersangka perusuh demo UU Cipta Kerja itu berstatus pelajar SMK dan kelompok anarko. Kemudian disusul mahasiswa dan pengangguran. "Mereka kami jerat dengan Pasal 212 KUHP, 218 KUHP, 170 KUHP tentang pengeroyokan terhadap orang dan barang, lalu 406 KUHP perusakan," kata Nana. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus