Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Pelajaran untuk orangtua

Machtino Eddiwan yang menganiaya anak kandungnya sendiri sampai tewas, Arie Hanggara, 7, divonis 5 tahun penjara. Santi, ibu tiri Arie, divonis 2 tahun penjara. (krim)

13 April 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MAJELIS hakim seperti hendak mengingatkan para orangtua bahwa mengajar anak itu ada batasnya: Machtino Eddiwan divonis 5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu pekan lalu, karena terbukti melukai berat anak kandungnya sendiri, Arie Hanggara, 7, hingga tewas. Sedangkan Santi, ibu tiri Arie, kena 2 tahun penjara karena turut serta melakukan penganiayaan. Penganiayaan yang mereka lakukan, kata majelis, mengakibatkan lebih dari 40 luka di tubuh Arie, murid kelas I SD Yayasan Perguruan Cikini (Yaperci). Luka itu menyebar di sekujur tubuh: di punggung, pinggang, pantat, dada, tengkuk, dan, yang terbanyak, di kedua lengan. Tentu saja, Jumlah luka cukup banyak karena penganiayaan dilakukan secara berkelanjutan selama beberapa hari. Arie tidak hanya dipukul, tapi juga disuruh jongkok berdiri beberapa puluh kali sampai kelelahan. Pada malam terakhir, penderitaannya kian menjadi-jadi karena, selain dipukul dan kepalanya dibenturkan ke tembok, ia dihukum berdiri menghadap tembok dan tak boleh makan minum. Anak berparas manis itu akhirnya tak tahan lagi. Ia meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit, dinihari 8 November 1984 lalu. Machtino menghukum Arie, anaknya yang kedua, karena dalam tas anak itu ditemukan uang Rp 8 ribu. Konon, menurut Arie, uang itu diambil dari tas salah seorang anak SMA Yaperci. Anehnya, sewaktu dilakukan pengecekan, tak satu pun yang mengaku kehilangan uang. Kematian Arie kemudian menyentakkan banyak orangtua atas perlakuan mereka terhadap anak-anaknya. Menteri P dan K, Nugroho Notosusanto, yang merasa tergugah oleh kasus itu, kemudian berniat mematungkan Arie sebagai lambang kasih sayang orangtua terhadap anaknya. Tapi rencana itu banyak mendapat tentangan. Nugroho pun mundur. Dan yang terjadi kemudian bukan pematungan Arie, melainkan pengukuhan lambang kasih sayang lain: perkawinan antara Machtino dan Santi. Meski untuk beberapa waktu lamanya hidup bersama, pasangan itu memang belum resmi menikah. Namun, selama hidup serumah dengan Machtino, Santi, yang bekerja di sebuah perusahaan swasta itu, ikut mengurus anak-anak Machtino. Bahkan dialah yang membiayai keluarga itu karena Machtino tak punya kerja tetap. Sementara kedua terdakwa mengajukan banding, Nyonya Dahlia, ibu Arie, yang sudah bercerai dengan Machtino, tetap berjuang agar kedua anaknya yang lain bisa diasuhnya. Anaknya, Anggie, 9, dan Arkie, 6, kini diasuh oleh pihak ayahnya, dan baru Andie, 3, yang ikut dengannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus