Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Penamaan di Kecamatan Sukolilo Kembali Normal di Google Maps, Polda Jawa Tengah Imbau Netizen

Polda Jawa Tengah telah berkoordinasi dengan Google untuk menormalkan penamaan sejumlah titik di Kecamatan Sukolilo, Pati.

22 Juni 2024 | 19.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Ahmad Luthfi ANTARA/ I.C.Senjaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Jawa Tengah turun tangan menanggapi netizen yang memberikan nama ke sejumlah titik di wilayah Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati. Netizen memberikan tanda tersebut setelah viral kasus pengeroyokan terhadap seorang bos rental asal Jakarta yang hendak mengambil mobilnya yang digelapkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Netizen memberikan nama sejumlah titik di desa itu dengan, "Kampung Penadah", "Desa Maling", dan sebagainya. Kapolda Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Ahmad Luthfi mengerahkan Tim TIK dan Cyber untuk berkoordinasi dengan Kementerian Kominominfo dan Google untuk mengembalikan nama-nama di wilayah tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kapolda meminta Tim Cyber dan TIK berkoordinasi dengan Kominfo dan Google untuk mengembalikan nama yang ada di Google sesuai apa adanya, tidak dibuat seperti itu," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Stefanus Satake Bayu Setianto kepada Tempo melalui sambungan telepon Sabtu, 22 Juni 2024.

Hasil koordinasi tersebut, menurut Bayu, kini sejumlah titik tersebut telah kembali ke nama asalnya. "Hari Jumatnya itu sudah diperbaiki oleh pihak Google," ujarnya.

Bayu menyatakan, langkah itu diambil Polda Jawa Tengah setelah mendengarkan secara langsung keluh kesah warga Kecamatan Sukolilo.  Ahmad Luthfi sempat menyambangi kecamatan itu pada pada Kamis lalu. 

Kepada Ahmad Luthfi, menurut Bayu, warga berkeluh kesah soal stigma negatif yang melekat kepada mereka usai kejadian pengeroyokan yang mengakibatkan tewasnya bos rental mobil asal Jakarta, Burhanis, dan tiga rekannya luka-luka.

"Perihal (stigma negatif) itu, Kapolda memang mengatakan bahwa tidak semua masyarakat sana sebagai pelaku, dia meminta semua pihak tidak menjustifikasi wilayah Sukolilo sebagai daerah yang disampaikan (Desa Maling)," tutur Bayu.

Bayu menyatakan masih banyak warga Sukolilo yang baik. Soal kasus pengeroyokan terhadap Burhanis, menurut dia, terjadi karena emosi massa sesaat. Sebab, kata Bayu, masyarakat melihat ada perbuatan yang tidak pas dan meresponsnya dengan tindakan main hakim sendiri.

Dia pun mengingatkan bahwa aksi main hakim sendiri tidak diperbolehkan. Bayu mengimbau seluruh warga untuk melapor apabila melihat kegiatan yang tidak wajar sehingga tidak terjadi hal serupa.

Menurut dia, kejadian seperti ini merupakan bagian dari pembelajaran bagi masyarakat. Baik masyarakat seluruh Sukolilo, maupun masyarakat sekitar dan yang lainnya. Adapun untuk aksi dari netizen yang menamai daerah di Sukolilo Pati sebagai bentuk sanksi sosial dan imbauan untuk berhati-hati dengan wilayah tersebut, Bayu mengatakan untuk mengambil sisi positifnya.

"Kami berharap masyarakat di Sukolilo bisa belajar hal yang negatif atau melanggar hukum," katanya.

Berdasarkan penelusuran Tempo di aplikasi Google Maps, nama negatif yang disematkan oleh netizen di sejumlah titik di Kecamatan Sukolilo, Pati, memang sudah hilang. Tanda penutupan jalan juga sudah menghilang di wilayah tersebut. 

Intan Setiawanty

Intan Setiawanty

Memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2023. Alumni Program Studi Sastra Prancis Universitas Indonesia ini menulis berita hiburan, khususnya musik dan selebritas, pendidikan, dan hukum kriminal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus