Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jakarta - Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat, Djoko Setijowarno, menjelaskan aksi pungutan liar atau pungli di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara yang dilakukan oleh oknum petugas bongkar muat sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu.
Praktik yang sudah mengakar itu, menurut Djoko, terjadi karena berbagai faktor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini masalah sosial-ekonomi, jika lingkungan pelabuhan dipenuhi masyarakat yang tergolong miskin dan kumuh, maka dapat dipastikan hal itu terjadi. Bahkan juga terjadi kongkalikong dengan oknum aparat," ujar Djoko dalam keterangannya, Selasa, 15 Juni 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Djoko menjelaskan, jika tindakan pungli dilakukan oleh beberapa individu saja, maka hal ini tak akan berlangsung lama. Namun jika praktik ini berlangsung hingga tahunan, maka dapat dipastikan ada keterlibatan oknum aparat.
Untuk memberantas praktik pungli hingga ke akarnya, termasuk di Tanjung Priok, Djoko menyarankan pihak pelabuhan menyisihkan sebagian dana CSR perusahaan, untuk karyawannya yang hidup di bawah garis kemiskinan.
"Operator Pelabuhan dapat memberikan bantuan beasiswa terhadap anak-anak di sekitar kawasan pelabuhan untuk melanjutkan sekolahnya," kata Djoko.
Proses antre masuk ke dalam depo kontainer yang berada di kawasan Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, pada Sabtu, 12 Juni 2021. TEMPO/M Yusuf Manurung
Terakhir, Djoko menyarankan pihak pelabuhan meniru PT KAI dalam memberantas pungli dan aksi premanisme di kawasan stasiun. Menurut Djoko, pihak KAI sukses membuat kawasan stasiun yang dulu kumuh menjasi rapih dan menarik
"Padahal kawasan stasiun juga dulunya penuh dengan aksi premanisme. Tapi Operator KAI punya nyali membersihkan itu," kata Djoko.
Sebelumnya, polisi melakukan penangkapan besar-besaran terhadap pelaku pungli terhadap sopir truk kontainer di kawasan pelabuhan.
Hingga kemarin, jumlah pelaku yang ditangkap sudah mencapai 50 orang yang terdiri dari preman hingga oknum karyawan operator crane.
Penangkapan besar-besaran terhadap pelaku pungli ini dilakukan tak lama setelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi berkunjung ke Tanjung Priok dan bertemu dengan para sopir truk.
Mereka mengeluh banyaknya pungli di kawasan pelabuhan. Presiden pun segera menghubungi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menindaklanjuti keluhan itu.
M JULNIS FIRMANSYAH