Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Polisi Tembak Kaki Aske Mabel Karena Melawan Saat Ditangkap

Polisi menangkap Aske Mabel, mantan anggota Polres Yalimo, yang diduga membelot dan bergabung dengan KKB.

19 Februari 2025 | 22.49 WIB

Aske Mabel saat tiba di Mapolda Papua, Jayapura, Rabu, 19 Februari 2025. Aske merupakan mantan anggota Kepolisian Polres Yalimo, Papua Pegunungan, yang membelot dari dinas kepolisian dan membawa kabur sejumlah senjata api dari Polres Yalimo pada pertengahan tahun lalu.  Foto: Ikbal Asra untuk Tempo.
Perbesar
Aske Mabel saat tiba di Mapolda Papua, Jayapura, Rabu, 19 Februari 2025. Aske merupakan mantan anggota Kepolisian Polres Yalimo, Papua Pegunungan, yang membelot dari dinas kepolisian dan membawa kabur sejumlah senjata api dari Polres Yalimo pada pertengahan tahun lalu. Foto: Ikbal Asra untuk Tempo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Patrige Renwarin mengatakan Aske Mabel sempat melakukan perlawanan saat akan ditangkap di persembunyiannya pada Rabu, 19 Februari 2025. Aske merupakan mantan anggota kepolisian Polres Yalimo yang membelot dan diduga bergabung dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pada pertengahan tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Saat ditangkap dia mau melakukan perlawanan, makanya tim melumpuhkan Aske,” kata Patrige melalui pesan suara, Rabu, 19 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Patrige mengatakan Aske ditembak pada kaki sebelah kanan. Langkah itu diambil mengingat Aske dilengkapi dengan senjata api dan magazine senapan.

“Karena dia kaget kedatangan polisi dia mau lawan polisi. Jadi ada reaksi untuk melawan. Kemudian karena dia bersenjata SOP-nya adalah harus dilumpuhkan,” kata Patrige.

Aske ditangkap setelah menjadi buron selama lebih kurang delapan bulan. Dia dibekuk di persembunyiannya di Kampung Dombomi, Distrik Abenaho, Kabupaten Yalimo pada Rabu pagi, pukul 06.30 WIT. Polisi menyita dua pucuk senjata api jenis AK 47 dari Aske. Senjata itu adalah senjata curian milik Polres Yalimo.

Aske Mabel berpangkat Brigadir Polisi Dua saat melarikan diri dan membawa kabur empat pucuk senjata api organik Polri jenis AK 47. Desertir kepolisian ini diduga bergabung dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB–OPM).

Saat membelot, Aske diduga terlibat dalam sejumlah serangan. Serangan itu terjadi di Distrik Abenaho, Distrik Elelim dan Distrik Apalapsili. Ketiga distrik itu berada di Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua Pegunungan “Dari kejadian-kejadian tersebut, berdasarkan hasil penyelidikan, maka diduga kuat tersangkanya adalah Aske Mabel dan kelompoknya,” kata Patrige.

Saat ini Aske Mabel ditahan di Mako Brimob Polda Papua. Selain Aske, polisi juga telah menangkap Nikson Matuan pada 2 Februari lalu. Nikson, kata dia, merupakan anggota Aske dalam melancarkan sejumlah serangan di Yalimo. Saat dibekuk, polisi juga menyita dua pucuk senjata api hasil curian yang dibawa Aske saat kabur dari Polres Yalimo.

“Semua senjata yang dibawa kabur dari Polres Yalimo sudah ditemukan kembali," ujarnya.

Nandito Putra

Lulus dari jurusan Hukum Tata Negara UIN Imam Bonjol Padang pada 2022. Bergabung dengan Tempo sejak pertengahan 2024. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus