Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar psikologi forensik Reni Kusumowardhani mengungkap soal kecerdesan salah satu asisten rumah tangga Ferdy Sambo, Kuat Ma'ruf. Menurut Reni, kecerdasan Kuat berada di bawah rata-rata. Hasil tersebut sama dengan para ART Sambo lainnya, termasuk Susi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kuat Ma'ruf kecerdasannya tergolong di bawah rata-rata dibanding dengan orang seusianya. Jadi Bapak Kuat Ma'ruf lebih lambat dalam memahami informasi," kata Reni saat menjawab pertanyaan Jaksa dalam sidang kasus pembunuhan Brigadir Yosua dengan terdakwa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan kuat Ma'ruf.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Reni mengatakan meski lambat dalam memahami informasi , sebagai orang Jawa, Kuat selalu memegang teguh kepercayaan yang ia yakini.
Baca juga: Ahli Sebut Kepribadian Brigadir Yosua Berubah Setelah Jadi Kepala Rumah Tangga Ferdy Sambo
"Jadi lebih lambat memahami informasi dan menyesuaikkan diri dari tuntutan lingkungan tetapi memiliki potensi untuk memahami keadaan di lingkungan sekitarnya melalui nilai-nilai moral yang dia yakini dan melalui kebiasaan yang dia alami, seperti itu," kata Reni.
Jaksa kemudian bertanya, apakah itu berarti Kuat Ma'ruf akan sangat mudah menerima informasi dari orang dekat tanpa proses panjang.
Reni pun menjawab agak kurang paham dengan pertanyaan jaksa.
Jaksa pun menegaskan pertanyaannya. "Apakah prosesnya akan lama menyaring informasi, apakah sudah langsung paham?" kata Jaksa.
Menurut Reni, belum tentu akan langsung paham. "Tapi mengandalkan pola yang dia pahami dan kemudian mengandalkan value nilai-nilai moral yang dimiliki, jadi ini moralnya baik," kata Reni.
Ia pun mengatakan jika Kuat Ma'ruf tidak dapat disugesti. "Kepatuhannya tinggi, tetapi tidak mudah disugesti, dan dari hasil kepura-puraan tidak didapatkan kepura-puraan," kata Reni.
Kuat Ma'ruf menjadi salah satu terdakwa dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua. Dia diketahui berada di lokasi saat Yosua dieksekusi di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.