SUDAH setahun lebih sedan BMW seri 318i itu menganggur di garasi. Di kaca pintu kiri belakangnya, sebuah lubang retakan tampak mencolok. Tapi bukan karena itu Leo Junatan, si empunya, enggan mengendarainya. Leo, bos sebuah pabrik plastik, tak sudi lagi menyetir mobil mengkilat yang dibelinya seharga Rp 375 juta ini karena jeri atas sebuah "kecelakaan" yang menimpanya tahun lalu.
Alkisah, di suatu Ahad, 18 Maret 2001, Leo dan istrinya, Trianawati, baru kembali dari bepergian. Sesampai di kediaman mereka di Jakarta Pusat, Leo, yang sudah lama menahan hajat buang air kecilnya, buru-buru turun. Sambil terbirit-birit masuk rumah, spontan ia memencet remote control, mengunci pintu mobilnya. Snap!
Eh, pria berusia 62 tahun itu lupa bahwa istrinya masih mengemasi barang di dalam mobil. Triana terkunci. Pintu sama sekali tak bisa dibuka. Teriakan minta tolongnya juga sia-sia. Seluruh kaca jendela tertutup rapat, tak bisa diturunkan secenti pun. Sudah begitu, meski dipencet keras-keras, klakson juga tiba-tiba membisu.
Triana panik. Akhirnya, setelah 45 menit berkutat tanpa hasil, ia mengambil langkah nekat. Kaca jendela BMW yang baru berusia tiga bulan itu ia tumbuk. Untunglah, meski lengannya berdarah-darah, kaca pun retak dan meninggalkan secelah lubang. Barulah setelah itu jeritannya didengar sang suami, yang langsung datang tergopoh-gopoh membukakan pintu.
Merasa janggal, hari itu juga Leo mengontak bagian pascajual PT Astra Internasional, agen BMW. Tapi, bukan jelas duduk soalnya, ia malah bengong. Suara di seberang telepon mengaku tak tahu-menahu kalau BMW punya spesifikasi yang dikeluhkan.
Baru belakangan Leo tahu insiden itu gara-gara BMW menggunakan sistem kunci ganda (double lock) yang supercanggih. Teknologi ini, kata ahli teknik otomotif Noegardjito, memang sengaja didesain untuk menangkal pencurian. Metodenya: begitu mobil dikunci, atau bahkan hanya karena remote control-nya rusak, seluruh sistem elektronik, termasuk mesin dan pintu, akan otomatis lumpuh. Karena itulah kesialan yang dialami Triana sangat mungkin terjadi.
Leo jengkel tak alang kepalang. Ia merasa informasi itu tak pernah diterangkan kepadanya. Sewaktu membeli, ia sudah bertanya apa yang boleh dan tak boleh dilakukan. Dan jawaban yang didapatnya cuma, "Jangan khawatir, Anda tinggal duduk dan menyetir." Merasa haknya sebagai konsumen diabaikan, pasangan ini lalu mengadu ke polisi dan juga ke Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
YLKI cepat merespons. Surat segera dilayangkan ke pihak BMW Jerman, PT BMW Indonesia, dan Astra. Juni tahun lalu, sebuah pertemuan digelar di kantor YLKI di Jakarta. Ketika itu hadir antara lain George W. Rowlands, Manajer Pascajual BMW Wilayah Timur Tengah, dan Manajer Senior Legal Astra, Dwi H.S. Nugroho. Astra mengajukan jalan damai: bersedia menanggung biaya perbaikan mobil dan memberikan ganti rugi Rp 20 Juta. Tapi, merasa jumlahnya tak memadai, Leo menolak tawaran itu.
Perundingan membentur tembok. Sengketa pun berlanjut ke meja hijau. Jumat dua pekan lalu, melalui kuasa hukumnya, David Tobing dari firma Adams & Co., jadilah Leo menggugat BMW Jerman, BMW Indonesia, dan Astra di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Tuntutan perdata ini, kata David, didasarkan pada Undang-Undang Nomor 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen. Leo menggugat ganti rugi materiil Rp 819 juta atas kerusakan mobil dan biaya pengobatan istrinya serta Rp 1,5 miliar sebagai kompensasi atas kerugian nonmateriil. Tak cuma itu, Leo juga menuntut Astra segera menarik (recall) produknya dari pasar dan mengganti sistem kunci ganda dengan teknologi yang aman buat konsumen. Agustus lalu, BMW menarik 40 unit jip X5 di Indonesia karena persoalan rem dan sistem transmisi.
Juru bicara BMW, Helena Abidin, mengaku belum menerima gugatan Leo yang menurut dia baru pertama kali terjadi itu. Ia juga menyanggah tudingan Leo bahwa perusahaannya tak memberikan informasi secara memadai. "Itu sudah dijelaskan secara rinci di buku panduan," ujarnya.
Masalahnya, kata Leo menyangkal balik, tak semua orang membaca buku panduan. Dan kalaupun memang begitu, itu tak menjawab inti soalnya: BMW telah alpa melengkapi produknya dengan teknologi yang sanggup menghindarkan seseorang tersekap di dalam mobil miliknya sendiri.
Agus Hidayat, Suseno
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini