Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Tewasnya boru lubis

Seorang ibu hamil dirampok dekat medan. ada 32 liang tusukan pisau di tubuhnya. si penjahat menggaet 15 gram emas dan duit rp 15.000.

17 April 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KELAKUAN penjahat di Medan kian memuakkan. Lihat saja yang dialami Yunizar boru Lubis. Ibu tiga anak di Kedai Durian, Delitua, di pinggir Kota Medan itu tewas mengerikan Selasa pekan silam. Tak kurang dari 32 liang bekas tusukan belati tampak di sekujur tubuh perempuan berusia 32 tahun ini. Padahal hasil rampokan si penjahat cuma emas 15 gram dan duit Rp 15.000. Yunizar sebenarnya tergolong keluarga sederhana. Suaminya, Sunarto, adalah pegawai rendahan di Perum Kereta Api Sumatera Utara. Agar biaya hidup keluarganya teratasi, Yunizar membuka kedai sampah di rumahnya. Ada tiga anak yang duduk di bangku SD yang harus diberi makan. Tak heran jika sang ibu ini cukup repot. Selain melakukan pekerjaan rumah tangga, ia juga harus melayani pembeli yang berbelanja di kedainya. Ia malah sedang hamil muda. Pagi itu kedai Yunizar sepi saja. Sekitar pukul 09.00, Budi Hartono, 23 tahun, muncul. Ia biasa membeli rokok di situ. Tak jelas bagaimana mulanya, karena tidak ada saksi mata. Tatkala pagi itu Sunarto pulang hendak membawa Yunizar berobat ke dokter lelaki ini terkesiap. Ia melihat bininya menelungkup di pintu kamar dengan darah menganak sungai di sana-sini. Ternyata Yunizar sudah tewas. Mendengar kejadian itu, penduduk di sekitar rumah Yunizar menjadi ramai. Sementara itu, seorang polisi yang sedang melintas di sana segera mampir. Dengan ilmu sersenya, hamba wet ini menemukan beberapa tetes darah menuju sebuah surau di kawasan itu. Ketika Pak Polisi ini menelusurinya, ia menemukan sepasang sandal baru di surau itu. Ada juga arloji merek Giovane. Merasa mendapat petunjuk, ia segera melapor kepada Kepala Polisi Sektor Delitua, Letnan Satu T. Simanjuntak. Simanjuntak memperkirakan, tetes darah itu mengucur dari tubuh pelaku. Diduga, Yunizar sempat melawan hingga pelaku terluka. Jadi, mungkin saja si pelaku mencuci bekas darahnya di surau itu. Dugaan ini tak meleset, karena tiga anah buah Simanjuntak juga menemukan bekas tetes darah dari surau menuju sebuah klinik di desa itu. Ketika tiba di klinik itu, mereka melihat seorang perawat sedang mengobati kaki Budi. Kecurigaan makin kuat karena Budi tampak gugup melihat kedatangan ketiga polisi itu. Bahkan, ketika ditanyai soal jam tangan dan sandal tadi, ia kontan mengambil langkah seribu. Tak melihat jalan lain, seorang di antara polisi itu segera melepaskan tembakan. Kedua kaki Budi kena, sehingga ia bisa dilumpuhkan. Budi kini dirawat di RSU Pirngadi Medan. Perbuatan Budi yang sadistis menghabisi korban, menurut Simanjuntak, masih menyangkut cerita utang piutang. Ia menyebutkan Yunizar punya utang kepada Budi sebesar Rp 50.000. Pagi itu, menurut pengakuan Budi kepada polisi, ia singgah menagih utang tadi kepada si korban. Karena Yunizar mengaku belum punya duit, Budi berang. Buruh pabrik rotan di Titikuning, Medan, ini bahkan mengancam dengan bentakan: ''Kubunuh kau nanti.'' Yunizar, menurut Budi, menantang. ''Tikamlah kalau kau berani,'' balasnya. Siapa menduga jika Budi kalap sehingga pembunuhan itu terjadi. Tapi Sunarto menyangkal bininya punya utang kepada Budi. ''Biasanya istri saya terbuka, apalagi soal utang,'' kata Sunarto kepada pembantu TEMPO, Bambang Sukmawijaya. Maka, Sunarto menilai bahwa istrinya justru korban perampokan. ''Buktinya, polisi menemukan emas dan duit istri saya di saku Budi,'' katanya. Bersihar Lubis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus