Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Tumpukan Batu jadi Penyebab Banjir di Pemukiman Kapuk Muara versi Warga

Menteri PKP Maruarar Sirait minta agar tumpukan batu di Kapuk Muara tersebut diambil dan pagar PIK 1 dirobohkan untuk akses jalan.

21 Februari 2025 | 05.15 WIB

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait,  meninjau akses jalan tembus yang ditutup dari kawasan Kelurahan Kapuk Muara ke PIK 1, di Jakarta, 19 Februari 2025. Maruarar Sirait menilai bahwa penutupan akses jalan tembus warga tidak diperkenankan dan bisa dilakukan pembongkaran pagar. Pembongkaran pagar tersebut sedang menunggu hasil kajian dari Pemerintah Provinsi Jakarta. Tempo/Martin Yogi Pardamean
Perbesar
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, meninjau akses jalan tembus yang ditutup dari kawasan Kelurahan Kapuk Muara ke PIK 1, di Jakarta, 19 Februari 2025. Maruarar Sirait menilai bahwa penutupan akses jalan tembus warga tidak diperkenankan dan bisa dilakukan pembongkaran pagar. Pembongkaran pagar tersebut sedang menunggu hasil kajian dari Pemerintah Provinsi Jakarta. Tempo/Martin Yogi Pardamean

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Kelurahan Kapuk Muara mengungkapkan tumpukan batu yang dibuat PT Lumbung Kencana Saksi menutupi sungai kecil, bisa menjadi salah satu penyebab banjir di pemungkiman warga. Hal ini disampaikan masyarakat ketika berdialog dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait saat meninjau lokasi pagar yang memisahkan PIK 1 dengan permukiman warga Kelurahan Kapuk Muara, Rabu, 19 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Tumpukan batu itu memiliki tinggi sekitar tiga meter dan lebar 10 meter. Batu itu menumpuk sepanjang lebih kurang 100 meter di aliran sungai kecil, yang mengalirkan airnya ke laut. Di sebarang sungai kecil itu terdapat pagar beton setinggi dua meter yang memisahkan kawasan PIK 1 dengan permukiman warga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dalam kesempatan itu, warga mengatakan kala hujan turun, batu tersebut menghambat aliran air sehingga meluap ke permukiman. Perwakilan warga yang hadir pun mengaku tidak mengetahui tujuan perusahaan menumpuk batu yang menutupi saluran air itu. “Lalu kenapa bisa ada di sini, sejak kapan ada tumpukan batu ini,” tanya menteri yang akrab disapa Ara tersebut.

Ara Minta Tumpukan Batu Diambil

Mantan kader PDIP itu meminta agar PT Lumbung Kencana Sakti segera mengambil batu-batu tersebut. “Saya minta batu-batu ini diambil lagi oleh PT Lumbung Kencana Sakti, kalau kalian tidak suarakan, saya yang akan suarakan,” ucap Ara.

Dalam dialog itu, hadir Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi. Dia pun mengatakan akan ikut menyuarakan pemindahan batu tersebut. “Pemda juga akan ikut menyuarakan, Pak,” kata Teguh.

Menanggapi pernyataan Teguh, Maruarar menyela dengan berkata “Kalau Pemda bukan menyuarakan," katanya. "Kasih perintah, Pak. Beri mereka deadline untuk memindahkan (batu ini). Sekarang sedang musim hujan, jangan sampai rakyatnya kena banjir, gitu lho. Lakukan sesuatu yang berguna bagi rakyat, bukan yang menyengsarakan rakyat. Ampun deh,” lanjut Ara.

Ara kemudian meminta Teguh membuat surat perintah kepada PT Lumbung Kencana Sakti agar segera memindahkan tumpukan batu yang ada. Dia mengatakan, setelah tumpukan batu itu dipindahkan, sebagian pagar PIK 1 akan dibongkar guna membuka akses jalan. Langkah ini diambil agar tidak ada pemisahan antara PIK I dengan permukiman warga.

“Saya sampaikan bahwa tidak ada permukiman yang ekslusif. Semua warga negara harus setara,” ujar Ara.

Dalam dialog yang berlangsung sekitar setengah jam, Direktur Utama PT Mandara Permai, Sugiarso Tanzil, menyetujui rencana pembongkaran pagar untuk membuka akses jalan. Maruarar menambahkan bahwa setelah pagar tersebut dibuka, akan dibangun jalan yang menghubungkan permukiman warga dengan PIK 1.

“Arahan saya tidak boleh ada perumahan eksklusif, bagaimana temboknya itu dirobohkan, cukup buat rakyat bisa lewat," katanya. Dia berharap dengan langkah itu tidak ada lagi konflik horizontal akibat segregasi di kawasan permukiman itu.

Sebelumnya, warga Kapuk Muara menggelar aksi unjuk rasa menuntut pembongkaran pagar di sekitar Long Beach. Demonstrasi yang berlangsung pada Jumat, 14 Februari itu berakhir ricuh, dengan bentrokan antara warga dan tim pengamanan PT Mandara Permai. Akibat kejadian tersebut, delapan warga dilaporkan mengalami luka di kepala dan tubuh.

Koordinator Lapangan Forum Warga Kapuk Muara, Sufyan Hadi, menyebut bahwa aksi tersebut diikuti oleh sekitar 300 warga yang berkumpul di depan Kantor Manajemen PT Mandara Permai, tepatnya di Jalan Pantai Indah Barat dan Jalan Long Beach Indah Kapuk, Jakarta Utara.

“Kami juga belum sempat menyampaikan aspirasi karena mobil komando kami juga dirusak,” kata Sufyan seperti dikutip Antara.

Menurutnya, warga hanya ingin bertemu dan berdiskusi dengan pihak PT Mandara Permai agar akses jalan dapat dibuka dengan membongkar tembok yang menghalangi. Ia juga menjelaskan bahwa persoalan ini telah berlangsung sejak 2015, dan rencana pembangunan jalan sudah tercantum dalam Surat Keputusan Gubernur.

“Hari ini kami ingin menyuarakan kembali agar perusahaan mau memberikan akses jalan bagi warga,” kata dia. Sufyan mengatakan jalan yang diminta tidak begitu luas, tapi cukup untuk dilalui mobil dan ini akan menjadi akses yang akan mempermudah warga.

Nandito Putra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus