Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font face=arial size=1 color=#FF9900>Singapura</font><br />Pertempuran Empat Tan

Baru kali ini ada empat kandidat presiden yang akan berebut suara rakyat Singapura akhir bulan ini.

22 Agustus 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menjelang pukul sebelas, bersama istri dan beberapa pendukungnya, Tan Cheng Bock bergegas memasuki gedung markas People’s Association di King George’s Avenue di Singapura. Beberapa menit sebelum mantan anggota parlemen ini, berturut-turut tiga rombongan kandidat lain, Tan Jee Say, Tan Kin Lian, dan mantan deputi perdana menteri Tony Tan Keng Yam, mendatangi tempat yang sama.

Hari itu, Rabu pekan lalu, mereka berempat mendatangi Pusat Nominasi untuk mendapat pengesahan pencalonan mereka dalam pemilihan Presiden Singapura, 27 Agustus mendatang. Mereka lolos saringan sebagai calon presiden, dan berhak melakukan kampanye selama sembilan hari.

"Saya akan mempromosikan multirasialisme, dan saya harap bisa menjadi figur pemersatu untuk mencapai tujuan tersebut," kata Tan Cheng Bock, ketika diberi kesempatan berpidato. Pesaingnya, Tan Jee Say, berjanji menjalankan fungsi pengecekan dan penyeimbang bagi pemerintah. Sedangkan Tony Tan berjanji tak akan menggunakan dukungan partai politik karena, menurut dia, presiden harus berada di atas politik. Terakhir, Tan Kin Lian berpidato dalam empat bahasa, menawarkan slogan sebagai suara rakyat.

Presiden di Singapura adalah kepala negara dengan masa kerja selama enam tahun. Dan pemilihan Presiden Negeri Singa kali ini memiliki beberapa catatan menarik—termasuk keempat calon bermarga Tan. Baru kali ini sejak pemilihan presiden langsung pada 1993, jumlah pendaftar mencapai enam orang. Sebelumnya hanya 3-4 orang. Juga untuk pertama kalinya kandidat yang lolos mencapai empat orang. Dalam dua pemilihan sebelumnya, hanya ada satu calon: S.R. Nathan.

Memang tak mudah untuk lolos menjadi kandidat presiden. Selain memenuhi syarat soal integritas, berkarakter dan bereputasi baik, peraturan di Singapura tegas menyebut syarat yang susah dipenuhi sembarang warga: pernah menjabat sebagai menteri, jaksa agung, sekretaris permanen, atau pemimpin perusahaan yang terdaftar di Singapura dengan setoran modal minimal Sin$ 100 juta.

"Berdasar informasi, Dr Tony Tan Keng Yam dan Dr Tan Cheng Bock adalah orang yang memiliki integritas, karakter, dan reputasi baik," demikian disebutkan dalam pernyataan pers Komite Pemilihan Presiden, saat diumumkan soal kelayakan para kandidat, dua pekan lalu. 

Tony Tan, 71 tahun, memiliki catatan kedekatan panjang dengan partai penguasa, Partai Aksi Rakyat (PAP). Pada 1980-an, dialah harapan Lee Kuan Yew untuk menggantikannya sebagai perdana menteri. Namun dia menolaknya. Ia kemudian menjadi deputi perdana menteri dari 1995 hingga 2005. Hingga Juni lalu, ia pun  menjabat direktur eksekutif dan deputi pemimpin Government of Singapore Investment Corporation, dan pemimpin Singapore Press Holding Limited.

Tan Cheng Bock pun lama bersentuhan dengan PAP. Pria 71 tahun ini adalah mantan anggota parlemen dari PAP selama 26 tahun, dari 1980 hingga 2006. Ia mundur dari partai pada awal Mei lalu untuk maju dalam pemilihan presiden.

Sedangkan Tan Kian Lian dan Tan Jee Say sebenarnya tak memenuhi syarat soal pengalaman kerja di atas. Menurut Komite Pemilihan Presiden, mereka memenuhi persyaratan lain, setidaknya pernah menduduki jabatan yang sederajat dalam urusan senioritas dan tanggung jawab di organisasi atau departemen yang sama besar atau sama rumit, baik di sektor publik maupun swasta.

Tan Kin Lian, 63 tahun, yang juga punya sejarah panjang dengan PAP, adalah mantan direktur utama perusahaan asuransi NTUC Income. Ia meninggalkan PAP tiga tahun lalu karena tidak sepakat dengan sistemnya.

Adapun Tan Jee Say memiliki catatan pernah duduk di kursi penting di berbagai bank internasional dan lembaga manajemen aset, seperti Deutsche Morgan Grenfell, Standard Chartered Bank, dan AIB Govett Asia. Dalam pemilu tiga bulan lalu, pria 57 tahun ini maju dengan kendaraan Partai Demokratik Singapura. Namun ia kalah. Bulan lalu, pria yang pernah menjadi sekretaris pribadi Goh Chok Tong ini mundur dari Partai Demokratik untuk ikut pemilihan persiden.

Purwani Diyah Prabandari (Channel News Asia, Yahoo! Singapore, Asia One)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus