Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

40 Kilo Sampah Plastik Ditemukan di Perut Ikan Paus yang Tewas

Sampah plastik seberat 40 kilogram ditemukan dalam perut ikan paus yang tewas di tepi pantai Filipina.

19 Maret 2019 | 15.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ikan paus yang mati kelaparan di Filipina membuat prihatin banyak orang. Pasalnya, dalam perut ikan paus itu ditemukan 40 kilogram sampah plastik. Sumber: ndtv.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seekor ikan paus yang mati kelaparan di Filipina membuat prihatin banyak orang. Pasalnya, dalam perut ikan paus itu ditemukan 40 kilogram sampah plastik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para aktivis menyebut hal ini sebagai salah satu kasus keracunan terburuk yang pernah mereka lihat. Kondisi ini juga telah membuat kelompok-kelompok pecinta lingkungan hidup melabelkan Filipina sebagai salah satu negara di dunia dengan pencemaran laut terbesar karena penggunaan plastik sekali pakai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari alarabiya.net, Selasa, 19 Maret 2019, polusi akibat limbah plastik sudah sering menewaskan hewan-hewan liar seperti ikan paus dan kura-kura yang menelan sampah plastik.      

Kematian ikan paus dengan sampah plastik seberat 40 kilogram pada Sabtu, 16 Maret 2019 telah menjadi kasus terbaru kematian hewan akibat polusi yang terjadi di Filipina. Ikan paus itu ditemukan terdampar tak bernyawa di wilayah selatan Provinsi Lembah Compostela.

Biro perikanan Provinsi Lembah Compostela dan sebuah lembaga perlindungan lingkungan hidup melakukan sebuah pembedahan pada ikan paus itu dan menemukan sekitar 40 kilogram sampah plastik, termasuk plastik belanjaan dan plastik karung beras, dalam perut ikan malang tersebut.      

Darrell Blatchley, Direktur D’ Bone Collector Museum Inc., mengatakan ikan paus itu tewas akibat kelaparan dan tak bisa mencerna makanan karena perutnya dipenuhi sampah plastik.      

“Kejadian ini sangat membuat patah hati dan menjijikkan. Kami telah membedah sekitar 61 ekor lumba-lumba dan ikan paus dalam 10 tahun terakhir dan pembedahan dengan temuan sampah plastik kali ini adalah salah satu yang terbesar yang pernah kami lihat,” kata Blatchley. 

Ikan Paus itu memiliki panjang 4,7 meter. Dia masuk ke jaring nelayan pada Jumat, 15 Maret 2019. Para nelayan dan otoritas berwenang mencoba melepaskannya ke laut, namun ikan paus itu sudah tidak bisa berenang sendiri dan dalam kondisi kurus serta lemah. Pada hari kedua, ikan paus itu dalam kondisi dehidrasi dan muntah darah sebelum akhirnya tewas.  

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus