Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

44 Tahun Lalu Bunda Teresa Raih Nobel Perdamaian, Kisah Ibu Bagi Orang-orang Miskin

Simak perjalanan Bunda Teresa dalam meraih Nobel Perdamaian 1997. Begini kiprah dan perhatiannya kepada orang-orang miskin.

17 Oktober 2023 | 10.10 WIB

Bunda Teresa. shawncarney.org
material-symbols:fullscreenPerbesar
Bunda Teresa. shawncarney.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 17 Oktober 44 tahun lalu atau pada 1979, Bunda Teresa dihadiahi Nobel Perdamaian. Dilansir dari nobelprize, Bunda Teresa dihadiahi Nobel Perdamaian atas “karyanya dalam memberikan bantuan kepada umat manusia yang menderita”. Selain menjadi seorang biarawati, dirinya memang dikenal sebagai seseorang yang membantu orang-orang miskin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bunda Maria Teresa memiliki nama lahir Anjezë Gonxhe Bojaxhiu. Dia lahir pada 26 Agustus 1910 di Üsküb (Skopje), Makedonia Utara. Sedari kecil, dirinya telah terpesona dengan kisah kehidupan misionaris di Benggala, India.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Lalu, pada umur 12 tahun ia berkomitmen untuk menjalani kehidupan beragama dan ingin melayani masyarakat miskin. Pada umur 18 tahun, ia kemudian meninggalkan rumah dan bergabung dengan Kesusteran Loreto di Irlandia sebagai misionaris.

Bunda Teresa mengambil sumpah pertama sebagai seorang biarawati pada 1931. Ia memilih diberi nama Thérése de Lisieux, santo pelindung misionaris, tetapi kemudian nama tersebut telah dipakai dan ia kemudian memilih nama Teresa.

Pada 1948, Bunda Teresa memulai pekerjaan misionarisnya bersama orang miskin dengan mengawalinya di sebuah sekolah di Motijhil (Kalkuta). Setahun berikutnya, dia bergabung dengan sekelompok perempuan muda dalam usahanya dan bersama-sama mereka mendirikan sebuah komunitas baru dengan tujuan membantu mereka yang paling membutuhkan di antara kaum miskin. Inisiatif ini dengan cepat menarik perhatian pejabat India, termasuk perdana menteri.

Pada 1950, Bunda Teresa memulai kongregasi keuskupan yang bernama Misionaris Charitas (Missionaries of Charity). Awalnya, kongregasi itu terdiri dari 13 anggota tetapi kemudian berkembang menjadi 4.000 lebih suster. Pada 1952, Bunda Teresa mendirikan Home for the Dying di Kalighat sebagai rumah sakit gratis bagi orang miskin.

Pada 1955, dia juga mendirikan Nirmala Shisu Bhavan sebagai tempat perlindungan yatim piatu dan remaja tunawisma. Kongregasi tersebut kemudian semakin berkembang ke berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Serikat pada 1965.

Berkat berbagai kongregasi yang didirikan Bunda Teresa dan perjuangan untuk mengadvokasi orang-orang miskin itulah Bunda Teresa meraih Nobel Perdamaian pada 17 Oktober 1979. Selama 47 tahun Bunda Teresa mengabdi, setidaknya dia telah menjalankan 610 misi kemanusiaan di 123 negara.

Pada 1983, Bunda Teresa menderita serangan jantung dan pneumonia. Meskipun berhasil sembuh dari pneumonia, serangan jantung yang dideritanya terus memburuk. Lalu pada 1996, Bunda Teresa didiagnosa mengalami gagal jantung di ventrikel kiri dan menjalani operasi jantung. Namun, Bunda Teresa meninggal pada 5 September 1997.

Setelah kematiannya, jenazahnya disemayamkan di Gereja St. Thomas, Kolkata selama satu minggu sebelum pemakamannya pada September 1997. Pemerintah India memberikan pemakaman kenegaraan sebagai penghormatan atas jasanya kepada orang-orang miskin dari berbagai agama di India.

Pada 4 September 2016, Bunda Teresa secara resmi dinyatakan sebagai santa atau orang suci dalam gereja Katolik. Perayaan misa kanonisasi Bunda Teresa sebagai santa dipimpin oleh Paus Fransiskus di Vatikan.

ANANDA BINTANG I RACHEL FARAHDINA REGAR l ARKHELAUS W. l MARIA RITA HASUGIAN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus