Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah India menolak memperbarui izin Misionaris Cinta Kasih yang didirikan Bunda Teresa. Izin ini sangat penting untuk dapat pendanaan asing. Akibatnya sumber dana utama yang diandalkan badan amal tersebut terhenti. Padahal uang itu untuk menjalankan program bagi orang miskin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peraih Nobel Bunda Teresa, seorang biarawati Katolik Roma yang meninggal pada 1997, mendirikan Misionaris Cinta Kasih di tahun 1950. Badan amal tersebut memiliki lebih dari 3.000 biarawati di seluruh dunia. Mereka mendirikan rumah perawatan, dapur komunitas, sekolah, koloni penderita kusta, dan panti asuhan untuk anak-anak terlantar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah India di bawah Perdana Menteri Narendra Modi menolak izin untuk badan amal di bawah Undang-Undang Peraturan Kontribusi Asing (FCRA) pada Sabtu. Penolakan dilakukan setelah menerima beberapa masukan yang merugikan, menurut pernyataan pemerintah.
"Sambil mempertimbangkan aplikasi pembaruan Yayasan Cinta Kasih, pemerintah memperhatikan beberapa masukan yang merugikan," kata Kementerian Dalam Negeri India tanpa memberikan perincian.
Kementerian juga menolak tuduhan Kepala Menteri Negara Bagian Benggala Barat, Mamata Banerjee. Ia mengatakan bahwa rekening bank badan amal itu dibekukan.
Dalam sebuah pernyataan, Misionaris Cinta Kasih mengkonfirmasi bahwa aplikasi tidak diperbarui. Yayasan telah meminta kantor pusat untuk tidak mengoperasikan akun sumbangan asing hingga masalah ini diselesaikan.
Pembekuan izin dilakukan ketika kelompok garis keras Hindu yang berafiliasi dengan partai Modi menuduh Misionaris Cinta Kasih menyebarkan agama Katolik dengan kedok amal. Penduduk India berpindah agama dari Hindu menjadi Katolik melalui yayasan ini.
Menurut partai yang dipimpin oleh Modi, Misionaris Cinta Kasih menawarkan makanan, obat-obatan, uang, pendidikan gratis dan tempat tinggal kepada orang-orang Hindu yang miskin dan komunitas suku. Tuduhan itu telah dibantah oleh Misionaris Cintna Kasih.
Sebelumnya, Kepala Menteri Banerjee dari Benggala Barat, tempat kantor Misionaris Cinta Kasih mengatakan terkejut mendengar Kementerian Persatuan telah membekukan semua rekening bank yayasan di India. Pembekuan bertepatan dengan Hari Raya Natal.
“Sebanyak 22.000 pasien dan karyawan mereka dibiarkan tanpa makanan dan obat-obatan. Sementara hukum adalah yang terpenting, upaya kemanusiaan tidak boleh dikompromikan,” kata Banerjee, seorang pemimpin oposisi dan kritikus vokal pemerintah Modi melalui Twitter.
Pemerintah federal mengatakan rekening yayasan dibekukan oleh bank berdasarkan permintaan dari badan amal itu sendiri. Vikaris Jenderal Dominic Gomes dari Keuskupan Agung Calcutta mengatakan pembekuan rekening itu adalah hadiah Natal yang kejam bagi orang-orang miskin.
Perselisihan itu terjadi beberapa hari setelah kelompok garis keras Hindu mengganggu kebaktian gereja Natal di beberapa bagian India. Sejak Modi berkuasa pada tahun 2014, kelompok-kelompok Hindu sayap kanan telah mengkonsolidasikan posisi mereka di seluruh negara bagian. Mereka melancarkan serangan terhadap minoritas, mengklaim berusaha mencegah penduduk India berpindah agama.
Orang Kristen dan kritikus lainnya mencatat bahwa orang Kristen hanya mewakili 2,3 persen dari 1,37 miliar penduduk India. Umat Hindu adalah mayoritas di India.
Baca: Top 3 Dunia: Yayasan Milik Bunda Teresa Diselidiki Polisi dan Amerika Jual F-35
REUTERS