Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Enam puluh persen anak-anak Palestina yang ditahan oleh tentara pendudukan Israel mengalami siksaan fisik maupun psikis. Keterangan tersebut disampaikan Klub Tahanan Palestina (PPC), Selasa, 13 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam sebuah pernyataan kepada media, sebagaimana diungkap Middle East Monitor, penyiksaan yang dialami anak-anak Palestina di tahanan tentara pendudukan Israel itu antara lain dalam bentuk dicegah tidur, dipukuli dan diancam oleh introgator untuk mengakui sebuah perbuatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tentara Israel menahan seorang bocah saat bentrokan di Tepi Barat, 13 Oktober 2017. Sejumlah anak-anak turut ambil bagian dalam bentrokan tersebut. REUTERS/Mussa Qawasma
Pernyataan PPC itu juga menyebutkan bahwa anak-anak Palestina dihalang-halangi makan dan minum dalam waktu lama serta dihina. "Mereka juga diintrograsi selama berjam-jam," tulis Middle East Monitor.Anak-anak sekolah Palestina menghadiri sebuah pelajaran di dalam tenda setelah tentara Israel menyita kafilah yang digunakan sebagai ruang kelas sekolah, karena tidak adanya izin pembangunan yang dikeluarkan Israel, di desa Tepi Barat Jubbet Al Dhib, dekat Betlehem, 24 Agustus 2017. REUTERS
PPC sempat menemui tiga tahanan anak Palestina di dalam kerangkeng besi tentara pendudukan Israel. Mereka adalah Mustafa Al-Badan, 17 tahun, Faisal Al-Shaer, 16 tahun, dan Ahmed Al-Shaladeh, 15 tahun. Mereka mengatakan kepada PPC mendapatkan siksaan ketika diintrograsi.
Saat ini, lebih dari 6.500 warga Palestina yang ditahan oleh tentara pendudukan Israel, termasuk 57 perempuan dan gadis, serta 350 anak.