Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Akun media sosial CEO Twitter Jack Dorsey dibajak setelah kicauan aneh terunggah dari akun Twitternya. Twitter mengatakan sedang menginvestigasi kasus ini lebih jauh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari rt.com, Sabtu, 31 Agustus 2019, akun Twitter Dorsey mulai mengunggah kicauan bernada pemberontakan pada Jumat sebelum pukul 4 sore, 30 Agustus 2019. Sejumlah unggahan berbunyi menyetujui tindakan Nazi, ada pula kicauan yang bernada cercaan ras. Unggahan itu sekarang sudah dihapus.
Twitter CEO @jack's account has been hacked, apparently by an entity called Chuckling Squad, which also recently hacked the accounts of YouTube stars James Charles and Shane Dawson, among others. https://t.co/FaoPN7tvtx pic.twitter.com/tPNpsc3so2
— Will Oremus (@WillOremus) 30 Agustus 2019
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Twitter menyatakan akun Dorsey aman pada Jumat, sekitar pukul 5.30 sore waktu setempat. Tidak ada indikasi sistem komputerisasi Twitter telah mengalami gangguan. Pembajakan akun Twitter Dorsey kemungkinan telah dilakukan oleh sekelompok orang yang dikenal dengan sebutan ‘Chuckling Squad’.
Kelompok ini membajak akun tersebut pada platform obrolan Discord, dimana dalam akun Dorsey berulang kali muncul nama kelompok itu sebagai hashtags. Kelompok peretas itu dilaporkan menuntut agar Dorsey mencabut penutupan sejumlah akun.
Ini bukan pertama kali Dorsey mengalami masalah dengan akun Twitternya. Sebelumnya pada November 2016, akunnya tiba-tiba tak bisa digunakan, dimana Twitter menyebutnya ada kesalahan internal. Kejadian ini berlangsung selama 1,5 jam.
Kelompok pembajak akun Dorsey ini, kemungkinan kelompok yang sama yang harus bertanggung jawab pada tindakan pembajakan akun Twitter Kepolisian Metropolitan London pada bulan lalu serta website pasukan kepolisian Inggris. Ketika sedang dibajak, akun media sosial Kepolisian Metropolitan London mengunggah sejumlah kata-kata makian dan mencela ras. Diduga komplotan peretas ini menggunakan sebuah fitur otomatis siar.