Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Arrmanatha Nasir: Indonesia Menolak Relokasi Warga Palestina dari Gaza

Wamenlu Arrmanatha meyakinkan Indonesia akan menolak relokasi dan tetap mendukung warga Palestina untuk menetap di tanah air mereka.

13 Februari 2025 | 18.00 WIB

Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Christiawan Nasir memberikan keterangan pers di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta,13 Februari 2025. Tempo/Savero Aristia Wienanto
Perbesar
Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Christiawan Nasir memberikan keterangan pers di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta,13 Februari 2025. Tempo/Savero Aristia Wienanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir merespons rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang berencana memindahkan warga Palestina keluar dari Gaza. Dia menyatakan Indonesia akan tetap mendukung warga Palestina untuk menetap di tanah air mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Arrmanatha menegaskan Indonesia mengedepankan penyelesaian perang Gaza lewat two-state solution atau solusi dua negara. Indonesia menolak segala upaya merelokasi warga Palestina dari Gaza. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Langkah-langkah yang tidak mendukung tercapainya solusi dua negara tentu tak akan kami dukung. Dan mengeluarkan rakyat Palestina dari Gaza bukanlah langkah yang dapat mendukung realisasi solusi dua negara," kata Arrmanatha saat menggelar konferensi pers di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu) pada Kamis, 13 Februari 2025.

Arrmanatha menuturkan pemerintah Indonesia belum mengetahui detail mekanisme relokasi yang direncanakan Trump. Sebab, komentar Trump baru diketahui lewat kabar media massa.

Lebih lanjut, Arrmanatha menyoroti urgensi diplomasi untuk memastikan negara-negara di kawasan Timur Tengah tetap bersatu dan memiliki pandangan yang sama terhadap konflik Gaza.

Arrmanatha mengungkap Indonesia terus mendorong komunikasi dan koordinasi antara pihak-pihak bersangkutan, seperti Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), negara-negara Arab, dan negara pendukung Palestina, agar semakin intensif.

“Saya pun telah bertemu sejumlah duta besar negara sahabat. Dan, semua dari mereka tak ada yang mendukung langkah-langkah yang tidak mengarah ke terwujudnya solusi dua negara,” tuturnya. 

Dalam laporan Reuters, Trump menekan Raja Yordania Abdullah II untuk menerima warga Palestina yang akan diungsikan secara permanen di bawah rencana pencaplokan Jalur Gaza pada pertemuan Selasa, 11 Februari 2025. Raja Abdullah mengatakan negaranya dengan tegas menentang langkah tersebut. 

Berbicara bersama penguasa negara Arab tersebut di Gedung Putih, Trump mengisyaratkan bahwa ia tidak akan mengubah idenya yang melibatkan pemindahan penduduk Jalur Gaza yang terguncang oleh serangan Israel dan mengubah wilayah yang dilanda perang tersebut menjadi apa yang ia sebut sebagai "Riviera Timur Tengah."

Trump telah membuat marah dunia Arab dengan mengatakan warga Palestina tidak akan dapat kembali ke rumah mereka di bawah usulannya untuk membangun kembali daerah kantong tersebut, yang telah hancur akibat serangan Israel.

"Kami akan merebutnya. Kami akan mempertahankannya, kami akan mendambakannya. Kami akan mewujudkannya pada akhirnya, di mana banyak lapangan kerja akan tercipta untuk orang-orang di Timur Tengah," kata Trump di Ruang Oval, dan mengatakan bahwa rencananya akan "membawa perdamaian" ke wilayah tersebut.

Raja Abdullah mengatakan ia menegaskan kembali kepada Trump "posisi teguh Yordania" terhadap pemindahan warga Palestina di Gaza, serta di Tepi Barat yang diduduki yang berbatasan dengan negaranya.

"Ini adalah posisi Arab yang bersatu," katanya dalam sebuah tulisan di X. "Membangun kembali Gaza tanpa menggusur warga Palestina dan menangani situasi kemanusiaan yang mengerikan harus menjadi prioritas bagi semua pihak."

Terlepas dari pandangan mitranya dari Yordania, Trump mengatakan bahwa Yordania, dan juga Mesir, pada akhirnya akan setuju untuk menampung para penduduk Gaza yang mengungsi. Kedua negara tersebut bergantung pada Washington untuk bantuan ekonomi dan militer.

"Saya yakin kita akan memiliki sebidang tanah di Yordania. Saya yakin kita akan memiliki sebidang tanah di Mesir," kata Trump. "Kita mungkin memiliki tempat lain, tapi saya pikir ketika kita menyelesaikan pembicaraan kita, kita akan memiliki tempat di mana mereka akan hidup dengan sangat bahagia dan sangat aman."

Ida Rosdalina ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

 

 

 

 

Savero Aristia Wienanto

Savero Aristia Wienanto

Bergabung dengan Tempo sejak 2023, alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini menaruh minat dalam kajian hak asasi manusia, filsafat Barat, dan biologi evolusioner.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus