Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bangladesh meminta India untuk mengekstradisi atau memfasilitasi kembalinya Perdana Menteri Bangladesh yang digulingkan, Hasina, ke Dhaka. Hasina, 77 tahun, melarikan diri ke India pada 5 Agustus setelah terjadi pemberontakan oleh warga Bangladesh terhadap dugaan kekejaman dan penindasan selama 15 tahun masa pemerintahannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami mengirimkan sebuah nota verbal (pesan diplomatik) kepada India yang menyatakan Pemerintah Bangladesh ingin dia (Hasina) kembali ke sini untuk proses peradilan," kata Penasihat Luar Negeri Bangladesh, Touhid Hossain, kepada wartawan di Dhaka, Senin, 23 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih dari 700 orang, sebagian besar pemuda, tewas dalam pemberontakan mahasiswa di Bangladesh, yang kemudian berujung pada pembentukan pemerintahan transisi. Sumber di Pemerintahan India mengonfirmasi mereka telah menerima nota verbal tersebut "sehubungan dengan permintaan ekstradisi" dari Komisi Tinggi Bangladesh di New Delhi pada Senin, 23 Desember 2024.
"Saat ini, kami tidak dapat memberikan komentar mengenai masalah ini," kata sumber pemerintah India kepada Anadolu.
Di Dhaka, Hasina menghadapi banyak kasus, termasuk untuk dugaan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Menurut Penasihat Urusan Dalam Negeri, Letnan Jenderal (Purn.) Jahangir Alam Chowdhury, sudah ada perjanjian ekstradisi antara Dhaka dan New Delhi.
"Kami memiliki kesepakatan pertukaran tahanan dengan India. Itu akan dilaksanakan berdasarkan kesepakatan tersebut," kata Chowdhury kepada wartawan di Dhaka.
Pemenang Nobel, Muhammad Yunus, memimpin pemerintahan transisi Bangladesh sejak 8 Agustus. New Delhi sebelumnya menyatakan bahwa Hasina berada di India "untuk saat ini."
Hubungan bilateral antara kedua negara tetangga Asia Selatan tersebut semakin memburuk saat Dhaka menuduh media India menjalankan propaganda terhadap Bangladesh. Setelah media India mulai memberi ruang untuk pernyataan-pernyataan yang diduga dikeluarkan oleh Hasina, Yunus telah meminta New Delhi untuk membuat mantan perdana menteri tersebut tetap diam.
Dalam perkembangan terbaru sejak Agustus, India mengirimkan delegasi tingkat tinggi pertama ke Bangladesh pada awal bulan ini. Yunus mengatakan kepada Sekretaris Utama Kementerian Luar Negeri India, Vikram Misri, keberadaan Hasina di India telah menyebabkan ketegangan.
Sumber : Anadolu | Antara
Pilihan editor: Pelaku Penyerangan di Pasar Natal di Jerman Kena Pasal Berlapis
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini