Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bendungan di Ukraina Diledakkan, Banjiri Wilayah Tempur

Semburan air dari bendungan besar, yang jebol, mengalir deras ke Sungai Dnipro yang memisahkan pasukan Rusia dan Ukraina, membanjiri zona perang

6 Juni 2023 | 20.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gambar satelit menunjukkan Bendungan Nova Kakhovka di wilayah Kherson, Ukraina 5 Juni 2023. Maxar Technologies/Handout via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Semburan air dari bendungan besar, yang jebol, mengalir deras ke Sungai Dnipro yang memisahkan pasukan Rusia dan Ukraina, membanjiri zona perang dan memaksa penduduk desa mengungsi, Selasa, 6 Juni 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ukraina dan sekutu Baratnya menuduh Rusia meledakkan bendungan itu sebagai kejahatan perang yang disengaja. Kremlin mengatakan Ukrainalah yang telah menyabotase bendungan itu, untuk mengalihkan perhatian dari serangan balasan yang diklaim Moskow goyah. Beberapa pejabat yang ditempatkan di Rusia mengatakan bendungan itu pecah dengan sendirinya.
 
Tidak ada pihak yang menawarkan bukti siapa yang harus disalahkan. Konvensi Jenewa secara eksplisit melarang penargetan bendungan dalam perang, karena bahaya bagi warga sipil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menjelang pagi di kota Kherson di sisi yang dikuasai Ukraina, sebuah dermaga di anak sungai Dnipro terendam.
 
"Ketinggian air sejauh ini naik satu meter," kata penduduk Oleksandr Syomyk kepada Reuters. "Kita akan lihat apa yang terjadi selanjutnya tapi kami berharap yang terbaik."

Bendungan Nova Kakhovka memasok air ke sebagian besar lahan pertanian Ukraina selatan, termasuk semenanjung Krimea yang diduduki Rusia, serta mendinginkan pembangkit nuklir Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia. Waduk yang luas adalah salah satu ciri geografis utama Ukraina selatan, dengan panjang 240 km dan lebar hingga 23 km.

Sepetak pedesaan terletak di dataran rendah sehingga tergenang, sementara desa-desa di tepi selatan yang dikuasai Rusia terlihat sangat rentan.

Penghancuran bendungan menciptakan bencana kemanusiaan baru di tengah zona perang dan mengubah garis depan saat Ukraina melepaskan serangan balasan yang telah lama direncanakan untuk mengusir pasukan Rusia dari wilayahnya.
 
Rusia menguasai bendungan itu sejak awal perang, meskipun pasukan Ukraina merebut kembali sisi utara sungai tahun lalu. Kedua belah pihak telah lama menuduh pihak lain berencana untuk menghancurkannya.

"Teroris Rusia. Penghancuran bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka hanya menegaskan kepada seluruh dunia bahwa mereka harus diusir dari setiap sudut tanah Ukraina," tulis Presiden Volodymyr Zelensky di aplikasi pesan Telegram.

Rusia "melakukan peledakan internal pada struktur" bendungan. "Sekitar 80 pemukiman berada di zona banjir," katanya di Telegram.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebutnya "tindakan keterlaluan, yang sekali lagi menunjukkan kebrutalan perang Rusia di Ukraina".

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dalam jumpa pers reguler: "Kami dapat menyatakan dengan tegas bahwa kami berbicara tentang sabotase yang disengaja oleh pihak Ukraina."

"Rupanya, sabotase ini juga terkait dengan fakta bahwa setelah memulai aksi ofensif skala besar dua hari lalu, sekarang angkatan bersenjata Ukraina tidak mencapai tujuan mereka, aksi ofensif ini goyah," katanya.

Sebelumnya, pejabat yang ditempatkan di Rusia telah memberikan laporan bertentangan, beberapa mengatakan bendungan itu dihantam rudal Ukraina dalam semalam, yang lain mengatakan bendungan itu meledak sendiri karena kerusakan sebelumnya.

Badan pengawas nuklir PBB mengatakan pembangkit listrik Zaporizhzhia harus memiliki cukup air untuk mendinginkan reaktornya selama "beberapa bulan" dari kolam terpisah yang terletak di atas waduk, dan menyerukan agar kolam itu dilindungi.

Ketinggian air di kota yang berbatasan langsung dengan bendungan yang jebol bisa naik hingga 12 meter, kata walikota yang dilantik Rusia, Vladimir Leontyev.

Video menunjukkan air melonjak melalui sisa-sisa bendungan - yang tingginya 30 meter  dan panjang 3,2 km.

Sekitar 22.000 orang yang tinggal di 14 permukiman di wilayah Kherson berisiko terkena banjir, kata kantor berita Rusia RIA mengutip kepala wilayah yang dilantik Moskow itu. Kherson adalah salah satu dari lima wilayah Ukraina yang diklaim Moskow telah dianeksasi.

Gubernur Krimea yang dilantik Rusia, Sergei Aksyonov, mengatakan ada risiko ketinggian air di Kanal Krimea Utara, yang membawa air segar ke semenanjung dari sungai Dnipro, bisa turun. Krimea, yang dikuasai Rusia sejak 2014, saat ini memiliki cadangan air yang cukup, dan tingkat risiko akan menjadi jelas dalam beberapa hari mendatang.

Perusakan bendungan terjadi saat Ukraina mempersiapkan serangan balasan yang telah lama ditunggu-tunggu untuk mengusir pasukan Rusia dari wilayahnya, menggunakan tank dan kendaraan lapis baja pasokan Barat.

Moskow mengatakan serangan Ukraina dimulai pada hari Minggu dan mengklaim telah memukul mundur pasukan Ukraina.

Zelensky mengisyaratkan keberhasilan seranganm. Dalam pidato malam sebelum bendungan jebol, dia mengatakan tentang "berita yang telah kita tunggu-tunggu" mengklaim langkah maju di sekitar Bakhmut, kota hancur yang direbut Rusia awal bulan ini dalam klaim kemenangan besar pertamanya setelah hampir setahun.

Rusia juga meluncurkan gelombang baru serangan udara semalam di Kyiv. Ukraina mengatakan sistem pertahanan udaranya telah menjatuhkan lebih dari 20 rudal jelajah saat mendekati ibu kota.

Distrik Shebekino di wilayah Belgorod Rusia dekat perbatasan Ukraina kembali diserang pada hari Selasa, kata pihak berwenang setempat. Pejuang Rusia anti-pemerintah yang berbasis di Ukraina mengklaim telah menyusup ke daerah tersebut.

REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus