Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bentrok di Rakhine, MER-C Minta Rumah Sakit Tak Diusik Pihak Bertikai Myanmar

Ketua Presidium MER-C berharap Rumah Sakit Indonesia di Rakhine menjadi tempat netral di tengah konflik bersenjata Myanmar.

26 Maret 2024 | 13.27 WIB

Seorang pria memegang perangkat rakitan selama protes menentang kudeta militer, di Yangon, Myanmar, Sabtu, 27 Maret 2021. REUTERS / Stringer
Perbesar
Seorang pria memegang perangkat rakitan selama protes menentang kudeta militer, di Yangon, Myanmar, Sabtu, 27 Maret 2021. REUTERS / Stringer

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Sarbini Abdul Murad meminta semua pihak yang berkonflik di Myanmar agar menghormati rumah sakit sebagai tempat netral, termasuk Rumah Sakit Indonesia yang berada di titik konflik bersenjata di Negara Bagian Rakhine.
 
“Kita berharap semua pihak menghormati rumah sakit agar menjadi tempat netral dan tak dijadikan titik tempur yang melanggar Konvensi Jenewa atas netralitas rumah sakit dan tenaga kesehatan,” kata Sarbini melalui keterangan tertulis pada Senin, 25 Maret 2024.
 
Rumah Sakit Indonesia di Rakhine, yang dibangun oleh MER-C, terpaksa berhenti beroperasi selama empat bulan terakhir karena adanya bentrok antara junta militer Myanmar dan kelompok pemberontak anti-junta Tentara Arakan (AA) di sekitar rumah sakit. Sarbini mengatakan para dokter dan perawat tidak berani tinggal di sana.
 
“Karena pertempuran juga dekat dengan kampung di dekat Rumah Sakit, maka masyarakat banyak mencari perlindungan di luar kampung,” ujarnya.
 
AA menargetkan markas junta Myanmar termasuk pos-pos perbatasan pada akhir pekan ini, ketika pertempuran terus berlanjut di perbatasan Bangladesh di Kotapraja Maungdaw, Negara Bagian Rakhine, menurut laporan media Myanmar The Irrawaddy pada Senin.
 
Tentara pemberontak mengatakan kemarin bahwa mereka menargetkan kamp perbatasan Kyein Chaung, dan beberapa bagian dari benteng tersebut telah direbut.
 
Serangan dimulai di titik tersebut hampir sebulan yang lalu, kata The Irrawaddy. AA dilaporkan merebut pos terdepan Yan Aung Myin pada Sabtu lalu, sekaligus menyita senjata dan amunisi. AA mengatakan mereka juga menyerang pos perbatasan Taman Thar, dan mengklaim lebih dari 20 tentara tewas saat mencoba melarikan diri.
 
Sarbini meminta agar Rumah Sakit Indonesia segera dibuka kembali, agar bisa berfungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan. Ia menyerukan kepada pihak yang berselisih agar mundur dan tidak melibatkan rumah sakit dalam pusat konflik.
 
MER-C menyerahterimakan Rumah Sakit Indonesia di Rakhine kepada pemerintah Myanmar melalui Kementerian Kesehatan dan Olahraga Myanmar di ibu kota Nay Pyi Taw pada 10 Desember 2019. Usai pembangunan, Palang Merah Indonesia (PMI) menyediakan alat kesehatan untuk rumah sakit tersebut.
 
MER-C mengatakan keberadaan rumah sakit yang dibangun oleh umat muslim dan Buddha dari Indonesia ini diharapkan dapat mendorong terciptanya perdamaian di Myanmar.
 
Negara Asia Tenggara tersebut dilanda kekacauan sejak junta militer melancarkan kudeta pada Februari 2021. Junta merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi, politikus Burma yang menang pemilu pada 2015 dan menduduki posisi setara dengan perdana menteri atau kepala pemerintahan.
 
NABIILA AZZAHRA A. | THE IRRAWADDY

Pilihan editor: McDonald's Tutup Seluruh Gerai di Sri Lanka, Bagaimana Bisnis McD Pasca Dihujani Boikot?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Nabiila Azzahra

Nabiila Azzahra

Reporter Tempo sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus