Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wali kota ibu kota Taiwan, Taipei, mengatakan kepada pejabat Cina yang berkunjung pada Selasa bahwa ia mengharapkan perdamaian. Wali Kota Chiang Wan-an menambahkan tidak ingin lagi terjadi “deruman kapal dan pesawat” di sekitar Taiwan, dengan mengatakan bahwa dialog akan mengalahkan konfrontasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cina, yang memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, mengirim pesawat tempur dan kapal perang ke dekat pulau itu hampir setiap hari, dan mengadakan babak baru kegiatan militer massal pada pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat berpidato di Forum Kota Shanghai Taipei tahunan yang dihadiri oleh Wakil Wali Kota Shanghai Hua Yuan, Wali Kota Taipei Chiang Wan-an menggunakan bahasa puitis untuk mengatakan bahwa ia mengharapkan perdamaian di Selat Taiwan.
“Lebih banyak dialog dan lebih sedikit konfrontasi; lebih banyak perdamaian dan lebih sedikit konflik. Lebih banyak lampu dari perahu nelayan untuk menghiasi matahari terbenam; lebih sedikit lolongan kapal dan pesawat,” kata Chiang.
“Saya selalu mengatakan bahwa semakin tegang dan sulit suatu momen, semakin kita perlu berkomunikasi,” tambahnya.
Cina terus mengirim pesawat tempur dan kapal perang ke selat itu bahkan ketika forum tersebut sedang berlangsung. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pada Selasa pagi bahwa dalam 24 jam terakhir pihaknya telah mendeteksi 10 pesawat militer dan tujuh kapal perang Cina.
Chiang berasal dari partai oposisi utama Taiwan, Kuomintang, yang secara tradisional lebih menyukai hubungan dekat di Selat Taiwan meski menyangkal pro-Beijing. Dia secara luas dianggap sebagai calon presiden masa depan.
Forum tersebut, yang pertama kali diadakan pada 2010, adalah salah satu dari sedikit tempat untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi antara pejabat Cina dan Taiwan. Ini setelah Cina memutus mekanisme dialog reguler dengan pemerintah pusat Taiwan pada 2016 setelah terpilihnya Tsai Ing-wen sebagai presiden.
Tsai, dan penggantinya Lai Ching-te, menolak mengakui posisi Beijing bahwa Cina dan Taiwan adalah bagian dari "satu Cina". Lai, seperti Tsai, mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat menentukan masa depan mereka, dan menolak klaim kedaulatan Beijing.
Hua mengatakan pada forum tersebut bahwa dia mengharapkan kerja sama praktis yang lebih erat.
“Rekan senegara di kedua sisi Selat Taiwan selalu menjadi satu keluarga. Kami sering datang dan pergi, semakin dekat satu sama lain,” ujarnya.
Perjalanan kelompok tur Shanghai ke Taiwan akan dimulai kembali, tambah Hua, menawarkan jalan damai mengingat Cina belum mengizinkan dimulainya kembali pariwisata ke pulau itu sepenuhnya pascapandemi.
Dewan Urusan Daratan yang membuat kebijakan Taiwan mengatakan pada Senin bahwa pemerintah menunjukkan niat baik dengan mengizinkan forum tersebut berlangsung, bahkan dalam menghadapi “situasi yang masih serius di Selat Taiwan”.