Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menyoroti konflik yang terjadi di Palestina, kelompok ekonomi BRICS mengadopsi deklarasi bersama yang menegaskan perlunya gencatan senjata yang menyeluruh dan permanen di Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seruan ini merespon tindakan Israel yang terus menyerang daerah kantong Palestina itu hingga menewaskan sedikitnya 43.000 korban rakyat Palestina dan melukai 100.000 orang lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami tekankan perlunya gencatan senjata yang menyeluruh dan permanen di Jalur Gaza, pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera dan tahanan dari kedua belah pihak yang ditahan secara ilegal, dan aliran bantuan kemanusiaan yang tak terhalangi, berkelanjutan, dan dalam skala besar ke Jalur Gaza," demikian bunyi Deklarasi Kazan yang dirilis ketika KTT BRICS di kota di Rusia itu pada Rabu, 23 Oktober 2024 sebagaimana dikutip dari Antara.
Deklarasi tersebut memuat keprihatinan mendalam negara-negara BRICS atas memburuknya situasi dan krisis kemanusiaan di wilayah Palestina yang diduduki akibat operasi militer Israel.
Lebih lanjut, pada deklarasi yang diterbitkan oleh Kremlin itu juga menyerukan penerapan penuh resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan, dan menyambut baik upaya Mesir dan Qatar, serta upaya regional dan internasional lainnya, untuk segara mencapai gencatan senjata dan mempercepat distribusi bantuan kemanusiaan.
"Kami juga menyatakan kekhawatiran kami bahwa eskalasi konflik lebih lanjut di Jalur Gaza berisiko meningkatkan ketegangan, ekstremisme, dan konsekuensi yang sangat berbahaya di tingkat regional dan global," demikian yang termuat dalam deklarasi tersebut.
Adapun negara-negara BRICS melalui deklarasi itu turut menyerukan kepada semua pihak terkait untuk menahan diri dan menghindari tindakan eskalasi dan pernyataan provokatif.
Selain itu, deklarasi tersebut juga berisi catatan mengenai tindakan sementara Mahkamah Internasional dalam proses yang dimulai oleh Afrika Selatan terhadap Israel. BRICS juga menegaskan kembali dukungannya terhadap diterimanya Palestina sebagai anggota penuh PBB dalam konteks komitmen terhadap solusi dua negara berdasarkan hukum internasional.
Sebagai informasi, KTT BRICS melibatkan para pendiri BRICS yakni Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan serta anggota baru di antaranya Mesir, Ethiopia, Iran, dan UAE. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba di Kazan pada Rabu untuk menghadiri pertemuan puncak tersebut sebagai tamu.
ANTARA
Pilihan editor: KTT BRICS ke 16 Digelar di Rusia Apa Itu BRICS dan Tujuannya?