Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Demi Israel, Amerika Serikat Tingkatkan Kekuatan Militer di Timur Tengah

Amerika Serikat mengumumkan meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah menyusul pembunuhan pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah

30 September 2024 | 20.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, JAKARTA--Amerika Serikat pada Ahad mengumumkan meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah, guna memperkuat dukungan udara dan kesiapan pasukan seiring dengan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut menyusul pembunuhan pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah pada Jumat lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami akan lebih memperkuat kemampuan dukungan pertahanan udara kami dalam beberapa hari ke depan," kata juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Patrick Ryder dalam sebuah pernyataan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pentagon juga telah meningkatkan kesiapan pasukan tambahan untuk pengerahan cepat jika diperlukan.

“AS bertekad mencegah Iran dan mitra serta proksi yang didukung Iran dari memanfaatkan situasi ini atau memperluas konflik,” tambah Ryder, menekankan bahwa setiap serangan terhadap personel atau kepentingan AS oleh Iran atau proksinya akan dihadapi dengan “setiap langkah yang diperlukan.”

Pengumuman itu disampaikan bersamaan dengan penempatan jet tempur tambahan, termasuk F-22, F-15E, F-16, dan A-10, sebagai bagian dari upaya AS untuk memperkuat pertahanan udaranya.

Sejak 23 September, Israel telah melancarkan serangan besar-besaran paling intensif terhadap Lebanon dalam hampir setahun terakhir, setelah bentrokan yang diperbarui dengan Hizbullah.

Serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 1.000 jiwa, termasuk wanita dan anak-anak serta melukai 6.000 warga lainnya, menurut data dari otoritas Lebanon.

Kekhawatiran akan terjadinya perang regional yang lebih luas semakin meningkat menyusul pembunuhan sejumlah pemimpin Hizbullah oleh Israel, terutama Sekretaris Jenderal kelompok tersebut Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan udara pada Jumat. Israel dilaporkan menjatuhkan 85 ton bom di lingkungan Haret Hreik di Beirut, basis Hizbullah dalam pembunuhan tersebut.

Kelompok Hizbullah Lebanon dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 orang menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.

ANADOLU

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus