Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Denmark Gali Jutaan Bangkai Cerpelai karena Muncul Kembali dari Kuburannya

Denmark akan menggali kembali jutaan cerpelai setelah beberapa bangkai muncul kembali dari dalam tanah setelah pemusnahan untuk mencegah Covid-19.

21 Desember 2020 | 14.00 WIB

Puluhan bangkai cerpelai dibuang dari sebuah peternakan di Farre di bagian selatan Jutland, Denmark 21 Oktober 2020. Sebanyak 15 juta cerpelai di Denmark dimusnahkan karena menularkan virus Covid-19 pada manusia. Ritzau Scanpix/Mette Moerk via REUTERS
Perbesar
Puluhan bangkai cerpelai dibuang dari sebuah peternakan di Farre di bagian selatan Jutland, Denmark 21 Oktober 2020. Sebanyak 15 juta cerpelai di Denmark dimusnahkan karena menularkan virus Covid-19 pada manusia. Ritzau Scanpix/Mette Moerk via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Jutaan cerpelai akan digali dari kuburan massal di Denmark setelah beberapa bangkainya muncul kembali dari tanah, yang dikeluhkan penduduk karena kemungkinan risiko kesehatan, kata pemerintah Denmark pada Minggu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sekitar 17 juta cerpelai Denmark, yang diternak untuk diambil bulunya sebagai bahan baku pakaian mewah, diperintahkan untuk dimusnahkan pada awal November setelah ratusan peternakan menderita wabah virus corona dan pihak berwenang menemukan strain virus yang bermutasi di antara orang-orang, dilaporkan Reuters, 21 Desember 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dari empat juta cerpelai yang dikubur dengan tergesa-gesa di daerah militer di barat Denmark, beberapa bangkai mulai muncul kembali dari tanah berpasir setelah gas dari proses pembusukan mendorong cerpelai keluar dari tanah.

Pihak berwenang mengklaim tidak ada risiko bangkai menyebarkan virus corona, tetapi warga mengeluhkan bangkai itu bisa mencemari air minum dan danau pemandian yang berjarak 200 meter dari kuburan massal.

Seorang wanita bekerja di pabrik pakaian bulu cerpelai di Shangcun, Provinsi Hebei, Cina 19 November 2020. Cerpelai atau hewan Mink merupakan mamalia karnivora berwarna gelap, semi-akuatik, karnivora dari genera Neovison dan Mustela, dan bagian dari keluarga Mustelidae, yang juga termasuk musang, berang-berang, dan musang. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

Denmark adalah eksportir utama cerpelai untuk label mode fashion mewah, dengan permintaan kulit yang tinggi karena standar kualitasnya yang baik.

Kasus pertama cerpelai yang terinfeksi oleh virus corona baru, SARS-CoV-2 atau Covid-19 dan seorang pekerja peternakan cerpelai yang kemudian terinfeksi, telah terdaftar di Belanda pada bulan April, menurut laporan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) bulan lalu.

"Telah ditetapkan bahwa penularan dari manusia ke bulu dan bulu ke manusia dapat terjadi," tulis ECDC, dikutip dari The Local Denmark.

Strain mink yang bermutasi tidak lebih menular atau berbahaya bagi manusia daripada strain virus lainnya, kata ECDC. Tetapi para ilmuwan telah memperingatkan bahwa cerpelai dapat menjadi sumber virus yang dapat dengan mudah menginfeksi orang dan menyebabkan mutasi baru.

Pemerintah Denmark pada Ahad memperoleh dukungan di parlemen untuk menggali cerpelai, kata kementerian pangan dan pertanian Denmark.

Pekerjaan baru akan dimulai pada Mei tahun depan, ketika risiko kontaminasi Covid-19 dari hewan mati telah dieliminasi, kata kementerian itu.

Bangkai cerpelai akan diangkut dengan truk ke tempat pembakaran sampah terdekat.


Sumber:

https://uk.reuters.com/article/uk-health-coronavirus-denmark-mink/denmark-to-dig-up-millions-of-mink-from-mass-graves-idUKKBN28U0P7

https://www.thelocal.dk/20201124/what-you-need-to-know-about-minks-and-the-coronavirus

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus