Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Aktris dan pembawa acara asal Irak, Enas Taleb, dilaporkan menggugat The Economist. Majalah Inggris itu menggunakan gambar Taleb dalam sebuah artikel tentang epidemi obesitas di kalangan wanita dunia Arab.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Juli lalu, The Economist menerbitkan tulisan berjudul "Mengapa wanita lebih gemuk daripada pria di dunia Arab." Tulisan tersebut berpendapat bahwa wanita Arab kelebihan berat badan karena kemiskinan dan pembatasan meninggalkan rumah mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
The Economist memilih gambar Taleb yang tampil di Festival Babel tahunan Irak sebagai pelengkap artikel tersebut. Tulisan itu menyebutkan, aktris tersebut sebagai contoh obesitas.
“Orang Irak sering mengutip Enas Taleb, seorang aktris dengan lekuk tubuh yang besar sebagai contoh kecantikan," tulis baris di paragraf terakhir artikel itu seperti dikutip oleh Arab News, Rabu, 10 Agustus 2022.
Dalam sebuah wawancara dengan Majalah Newlines, Taleb telah mengkonfirmasi bahwa dia sedang bersiap untuk menuntut publikasi bahasa Inggris. Menurutnya, hinaan berbalut pujian The Economist itu bukan hanya untuk dirinya, namun wanita Arab.
“Saya telah memutuskan untuk mengambil tindakan hukum terhadap The Economist untuk cerita sampul mereka. Saya menuntut kompensasi atas kerusakan emosional, mental, dan sosial yang disebabkan oleh insiden ini kepada saya. Tim hukum saya dan saya sedang mengatur langkah selanjutnya,” kata Taleb kepada Rasha Al-Aqeedi dari Newslines Magazine.
“Penonton telah mencintai saya selama bertahun-tahun. Sangat mengecewakan melihat outlet internasional melabeli saya seolah-olah semua pencapaian saya tidak berarti apa-apa. Saya sehat dan bahagia dengan penampilan saya, dan bagi saya itulah yang terpenting,” tambahnya.
The Economist belum menanggapi pertanyaan soal gugatan ini.
Adapun tulisan fitur tersebut memicu kemarahan di kalangan pembaca Arab dan non-Arab. Banyak menuduh publikasi itu sebagai standar ganda.
“Sebagai reaksi terhadap karya The Economist, beberapa pembaca menyuarakan ketidakpercayaan mereka pada apa yang mereka gambarkan sebagai standar ganda dalam percakapan tentang tubuh perempuan di Barat versus dalam budaya ‘lainnya’,” tulis Al-Aqeedi dalam karyanya.
“Artis bertubuh besar seperti Lizzo dan model seperti Ashley Graham dipuji karena peran mereka dalam membuat gerakan tubuh-positif menjadi arus utama. Sulit untuk menemukan contoh publikasi yang dihormati secara internasional yang mengangkat foto wanita Barat yang 'gemuk' sebagai sarana untuk mempermalukannya,” tambahnya.
Artikel The Economist tersebut dikritik secara luas di seluruh dunia Arab karena gagal dalam meneliti faktor-faktor yang berkontribusi terhadap masalah obesitas, di mana wanita khususnya terpengaruh. Meskipun tampaknya ada konsensus umum tentang masalah ini, kenyataannya lebih kompleks.
SUMBER: ARAB NEWS