Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah padang rumput muhly di wilayah timur Cina terpaksa di papas pada Minggu, 14 Agustus 2018. Langkah ini dilakukan setelah rumput-rumput merah jambu itu rusak karena terinjak-injak oleh para turis yang ingin swa-foto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari scmp.com pada Selasa, 16 Oktober 2018, rumput muhly akan bermekaran selama dua bulan di musim gugur. Akan tetapi, rumput muhly yang berada di taman tepi sungai Binjiang, kota Hangzhou, sekarang dalam kondisi hancur. Rumput muhly di taman Binjiang mulai bermekaran pada 1 Oktober 2018 dan saat ini rumput merah jambu itu benar-benar rusak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah foto yang diunggah oleh media-media di Cina memperlihatkan bagaimana para turis menerobos tali yang menjadi pembatas area padang rumput seluas 10 hektar itu. Para turis duduk diatas rumput muhly yang panjang, bahkan ada yang berbaring lalu berfoto-foto. Seorang turis bahkan kedapatan mengambil swa-foto di padang rumput itu pada malam hari.
Penjaga taman tepi sungai Binjiang, kota Hangzhou, Zheng Xianhua, menceritakan dia menghabiskan waktu tiga tahun merawat rumput-rumput merah jambu muhly, yang diimpor dari Australia. Suaranya sampai serak karena meneriaki para turis agar tak merusak rumput.
Pada akhir pekan jumlah turis, jumlah turis mencapai puncaknya dan para penjaga taman dibuat tak berdaya. Pilihan memangkas rumput muhly yang sudah hancur pun terpaksa dilakukan. Ini juga merupakan cara terbaik untuk memastikan rumput muhly bermekaran lagi tahun depan.
Masyarakat Cina menyayangkan tindakan para turis yang tidak menjaga rumput muhly tersebut. Mereka yang memprotes menuliskan di situs WeChat bahwa sebagus apapun foto, namun jika merusak keindahan maka itu adalah tindakan yang memalukan.