Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dubes AS Kritik Rusia, Bilang Mau Damai tapi Menaruh Senjata di Meja

Dubes AS mengkritik Rusia karena menyatakan tidak ingin perang tapi menaruh senjata di atas meja dalam negosiasi dengan AS dalam krisis Ukraina.

28 Januari 2022 | 19.22 WIB

Penembak jitu angkatan bersenjata Rusia mengambil bagian dalam latihan militer di Kadamovsky di wilayah Rostov, Rusia 13 Januari 2022. Washington telah mendesak Moskow untuk membalikkan penumpukan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan dengan Ukraina. REUTERS/Sergey Pivovarov
Perbesar
Penembak jitu angkatan bersenjata Rusia mengambil bagian dalam latihan militer di Kadamovsky di wilayah Rostov, Rusia 13 Januari 2022. Washington telah mendesak Moskow untuk membalikkan penumpukan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan dengan Ukraina. REUTERS/Sergey Pivovarov

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar AS untuk Moskow John Sullivan mengkritik Rusia yang menurut dia menyatakan tidak ingin perang tapi menaruh senjata di atas meja dalam negosiasi dengan Amerika Serikat membahas krisis Ukraina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Perumpamaan itu ia katakan karena Rusia menempatkan puluhan ribu pasukannya di dekat perbatasan Ukraina sambil mengajak perundingan damai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dalam briefing online dari Moskow, Sullivan menggambarkan penumpukan puluhan ribu tentara Rusia sebagai "luar biasa" dan mengatakan itu tidak dapat dijelaskan sebagai latihan atau latihan militer biasa.

"Ini setara dengan jika Anda dan saya sedang berdiskusi atau bernegosiasi. Jika saya meletakkan pistol di atas meja dan mengatakan bahwa saya datang dengan damai, itu mengancam," kata Sullivan kepada wartawan, Jumat, 28 Januari 2022. "Dan itulah yang kita lihat sekarang."

"Kami berharap pemerintah Rusia benar pada kata-katanya, dan tidak berencana, dan tidak akan, menginvasi Ukraina lebih jauh. Tetapi fakta menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan saat ini untuk melakukan itu," katanya.

Menteri Luar Negeri Rusia SergeiLavrov mengatakan kepada stasiun radio Rusia sebelumnya bahwa Moskow tidak mencari perang.

Sullivan mengatakan Washington sekarang sedang menunggu tanggapan Rusia terhadap dokumen tertulis Amerika Serikat dan NATO yang menggambarkan jalur diplomatik keluar dari krisis Ukraina, dan mendesak Rusia untuk menarik pasukan dari dekat perbatasan Ukraina.

Dia mengatakan dokumen-dokumen itu berisi cara untuk menenangkan krisis dengan proposal untuk transparansi yang lebih besar seputar latihan militer di Eropa, serta penjualan senjata Ukraina.

"Kami telah membahas kemungkinan langkah-langkah transparansi timbal balik dengan pemerintah Rusia, termasuk pada sistem senjata ofensif di Ukraina, serta langkah-langkah untuk meningkatkan kepercayaan mengenai latihan militer dan manuver di Eropa," kata Sullivan.

Dia berharap percakapan telepon atau pertemuan fisik antara diplomat Amerika dan Rusia dapat dilakukan, karena diplomasi adalah satu-satunya jalan ke depan.

Sullivan juga mengatakan sanksi ekonomi terhadap Rusia setelah invasi ke Ukraina akan menjadi salah satu bagian dari tanggapan Barat.

Langkah-langkah lain akan mencakup kontrol ekspor dan pertahanan sekutu yang lebih besar di Eropa, dan Amerika Serikat juga akan mencegah operasi pipa gas alam Nord Stream 2 dari Rusia ke Jerman, katanya.

REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus