Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Milisi Houthi di Yaman mengatakan bahwa mereka telah kehilangan sedikitnya 10 pejuang setelah tiga kapal mereka diserang oleh pasukan Amerika Serikat di Laut Merah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, kelompok Houthi mengatakan bahwa kapal-kapal tersebut sedang melakukan tugas-tugas yang bertujuan untuk "membangun keamanan dan stabilitas dan melindungi navigasi maritim".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, mereka mengatakan bahwa kapal-kapal tersebut "menjalankan tugas kemanusiaan dan moral... untuk mencegah kapal-kapal Israel atau kapal-kapal yang menuju pelabuhan-pelabuhan Palestina yang diduduki untuk melewati Laut Merah".
Militer AS menyatakan bahwa mereka menenggelamkan tiga kapal yang melancarkan serangan terhadap sebuah kapal kontainer di Laut Merah ketika mereka melanjutkan misi patrolinya untuk melawan ancaman dari pemberontak Houthi.
Helikopter dari dua kapal perang AS - USS Eisenhower dan USS Gravely - menembaki "kapal-kapal kecil Houthi yang didukung Iran" untuk mempertahankan diri pada hari Minggu pagi ketika merespons panggilan SOS dari kapal berbendera Singapura, demikian ungkap Komando Pusat AS
Iran Kirim Kapal Perang
Kapal perang Iran, Alborz, telah memasuki Laut Merah melalui Selat Bab al-Mandeb yang strategis, kantor berita Iran Tasnim melaporkan, pada saat meningkatnya ketegangan di jalur perairan yang penting bagi dunia tersebut.
"Kapal perusak Alborz memasuki Laut Merah dengan melewati jalur perairan Bab al-Mandeb di ujung selatan Laut Merah, yang menghubungkan dengan Teluk Aden di Samudra Hindia, kata kantor berita itu pada hari Senin.
Kantor berita itu menambahkan bahwa armada angkatan laut Iran telah beroperasi di daerah itu "untuk mengamankan jalur pelayaran, mengusir perompak, dan tujuan-tujuan lain sejak 2009".
Amerika Serikat pada awal Desember membentuk gugus tugas angkatan laut multinasional untuk Laut Merah menyusul serentetan serangan rudal dan pesawat tak berawak oleh pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman terhadap kapal-kapal dagang, yang membuat perusahaan-perusahaan pelayaran menangguhkan pelayarannya melalui wilayah yang sekarang sangat termiliterisasi itu.
Houthi mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung, di mana Israel terus melakukan kampanye pengeboman selama berbulan-bulan.
Menurut International Chamber of Shipping, 12 persen perdagangan global melewati Laut Merah, yang menyediakan jalan pintas melewati Afrika melalui Terusan Suez.
Laporan Tasnim muncul sehari setelah helikopter Angkatan Laut AS menembaki milisi Houthi yang mencoba menaiki kapal kargo di lepas pantai Yaman, dan pemberontak mengakui 10 pejuang tewas. Hal ini juga terjadi setelah Sayyed Razi Mousavi, salah satu komandan tertinggi Korps Garda Revolusi Iran di Suriah, tewas dalam serangan udara Israel di luar Damaskus Ahad dua pekan lalu.
AL JAZEERA
Pilihan editor: Maersk Masih Jadwalkan Perjalanan ke Terusan Suez Meski Ada Serangan Houthi