Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Gerakan yang gagal

Usaha kudeta yang gagal di kenya, dipimpin oleh deputi panglima AB Mayor m. mohamed untuk menggulingkan pemerintah moi. (ln)

14 Agustus 1982 | 00.00 WIB

Gerakan yang gagal
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENJELANG subuh, sekitar pukul 4, pasukan komando Angkatan Udara Kenya yang berpangkalan di Embakasi, 8 km dari Nairobi, bergerak masuk ibukota. Selang dua jam Radio Kenya menyiarkan bahwa mereka telah mengambil alih kekuasaan. "Bandit (Daniel Arap) Moi telah digulingkan," kata pemberontak dalam bahasa Swahili. Minggu pagi itu, gerakan ini dipimpin oleh Deputi Panglima Angkatan Bersenjata Mayor. M. Mohamed. Di mata Mohamed, pemerintahan Presiden Moi sangat korup, serba lamban, dan gagal mengatasi krisis ekonomi. Tak ada baginya pilihan lain untuk memperbaiki keadaan kecuali dengan menjatuhkannya. "Kenya akan terperosok lebih dalam ke jurang kehancuran bila Moi masih dibiarkan memerintah," kata Mohamed sebelumnya. Moi sedang berlibur akhir pekan di desa kelahirannya, Tugen, 190 km di utara ibukota, ketika pemberontakan terjadi. Ia segera menelepon markas Angkatan Darat dan memerintahkan mereka untuk menumpas kaum pemberontak. Sorenya, setelah 10 jam aksi balasan dilancarkan, Moi memasuki Nairobi kembali dengan dikawal tiga truk penuh tentara. "Gerakan Revolusi 1 Agustus telah ditumpas," ujar Panglima AB Jenderal Mulinge. Keterangannya disiarkan Radio Kenya petang itu. Gerakan itu ternyata meminta banyak korban. Mayat berseragam Angkatan Udara (mirip pakaian dinas AURI) terlihat berserakan di ibukota. Sekitar 200 orang tewas -- sebagian besar tertembak waktu mempertahankan gedung Radio Kenya. Dan hampir 1.500 orang ditangkap. Juga Moi menyikat pembangkang sipil. Sedikitnya 500 mahasiswa dan dosen Universitas Nairobi diciduk oleh pasukan Mulinge. Moi menuduh mereka ikut membantu Gerakan Revolusi 1 Agustus. Dan Universitas Nairobi mulai 2 Agustus ditutup. Belum diketahui kapan universitas itu bisa dibuka lagi. Warga Kenya diperingatkan agar tidak melindungi pasukan pemberontak jika ketahuan, hukumannya berat sekali. Sementara itu jam malam diberlakukan pula di seluruh negeri -- mulai pukul 6 petang sampai pukul 7 pagi. Menurut Jenderal Mulinge, belum semua pemberontak meletakkan senjata mereka. Tapi kegiatan sehari-hari di Nairobi sudah berjalan normal lagi. Kantor pemerintah dan toko-toko makanan sudah dibuka seperti biasa. Lapangan terbang internasional Jomo Kenyatta sudah pula terlihat sibuk melayani penerbangan komersial asing yang datang dan pergi. Hanya di berbagai tempat yang strategis masih terlihat tentara bersenjata mundar-mandir dengan siaga. Mengapa Moi mau digulingkan? Memang sikap Moi makin sewenang-wenang. Setiap suara yang menentang organisasi Persatuan Nasional Afrika Kenya (KANU), wadah politik tunggal yang berkuasa di negeri itu, akan dibungkamnya habis. Juni lalu, misalnya, Moi memerintahkan dinas sekuriti menangkap 8 lektor Universitas Kenya. Keadaan di Kenya sejak Moi berkuasa, tahun 1978, memang makin parah. Laju inflasi tidak terkendali. Hukum tidak berjalan. Sementara sekelompok orang di sekeliling Moi hidup berfoya-foya dan tidak terjangkau oleh hukum. Sukses Moi menumpas gerakan Mohamed melegakan Amerika Serikat yang punya kepentingan politik di Kenya. Presiden Ronald Reagan dilaporkan telah mengirim pesan khusus kepada Moi hanya beberapa saat sesudah kudeta. "Kami masih menganggap Kenya sebagai sahabat dekat," kata Reagan. Daniel Arap Moi, 48 tahun, bekas guru SD, terjun ke gelanggang politik sejak 1963 -- ketika Kenya masih jajahan Inggris. Ia merupakan salah satu kader yang diharapkan Presiden (pertama) Jomo Kenyatta untuk menggantikannya. Ia, waktu masih menjabat Wakil Presiden dan Menteri Dalam Negeri di tahun 1960-an, terkenal dengan gagasan antikorupsinya. Tak heran begitu Kenyatta meninggal (1978) Moi bisa menduduki kursi kepala negara dengan mudah sekalipun ia berasal dari puak kecil. Di Kenya, soal suku sejak dulu merupakan faktor penting dalam mencapai posisi top di dunia politik. Kenyatta berasal dari puak Kikuyu -- suku terbesar di antara 13 kelompok keturunan di Kenya. Bahkan KANU merupakan partai Kikuyu. Tak heran hampir semua jabatan penting di pemerintahan dipegang oleh mereka dari suku utama itu. Moi berasal dari puak Tugen. Ia dulu diangkat menjadi Wakil Presiden karena jatah kursi ini kabarnya sudah disepakati untuk warga non-Kikuyu. Yang berani mengkritik Moi hanya grup kecil di kampus. Kalangan militer hampir tak peduli. Bahkan Mayor Mohamed sendiri, sekalipun sudah lama merasakan ketimpangan, baru berani bergerak akibat desakan pasukannya dan kalangan intelektual. Tampaknya kudeta yang gagal itu membuat Moi bersikap lebih keras. "Para pemberontak tidak akan diberi ampun," katanya setelah lewat batas waktu (24 jam) untuk menyerah. Selain korban jiwa, Kenya menderita kerugian material dan kerusakan fisik -- seharga Rp 40 milyar ekuivalen menurut taksiran kalangan bisnis -- akibat pemberontakan itu. Kenya yang selama ini dianggap paling tenang di Afrika kini terbawa bergolak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus